Selasa, 31 Maret 2015

COKELAT STRAWBERRY



Inilah aku dengan segala kekurangan
Liku-liku hidup penuh sindiran
Namun tekad dalam dada menyemangati
Telinga menutup rapat sindiran itu
Agar tak tergores dalam hati
Biarkan mereka dengan seribu cercaan
Karena Tuhan selalu bersamaku
Dalam setiap langkahku
Berdiri dan bangkit dari keterpurukan
Hariku tetap hariku
Aku yakin jalanku sudah benar
Biarlah mereka berkata apa tentangku
Yang terus menusuk hati dengan duri
Banyak yang berkata
Aku ibarat cokelat strawberry
Yah seperti itulah aku
Anugerah-Nya sudah melekat pada tubuh ini
Tak ada seorangpun yang dapat merubahnya
Kicauan terhadapku biarlah berlalu
Aku sudah nyaman seperti ini
Hidupku takkan bisa diganggu siapapun
Karena Tuhan selalu bersamaku.................

Senin, 30 Maret 2015

SUDAH CUKUP



Tak pernah aku sesali kehadiranmu
Dimanapun aku berpijak selalu hadir bayangmu
Yang selalu ada setiap jejak langkahku
Memilikimu sudah cukup bagiku
Kemanapun aku pergi selalu sepih tanpamu
Aku rela menunggu sangat lama
Katamu suatu saat aku akan menjadi cintamu
Haruskah aku bersabar tanpa batas ?
Aku masih teringat janjimu
Namun, setelah kau mengenal dia,
Kau malah berubah bahkan kau tak sama sebelumnya,
Cinta yang dulu kau hadirkan
Tak seindah luka yang kau gores saat ini
Bodohnya diriku terlalu setia terhadapmu
Sudah cukup aku menunggu janjimu
Cukup aku yang kamu sakiti
Sudah terlalu lama penantianku
Saat kau hadir kembali, kau bukan mengobati luka
Namun, kau malah menambah luka lebih mendalam
Cukup aku yang mengenalmu,
Sudah cukup aku tersakiti akan cintamu
Lebih baik kuhidup tanpa cinta...................................

CINTAKU DIRAMPAS ORANG



Cinta, satu kata beribu makna
Setiap orang memiliki asumsi yang berbeda dengannya
Akupun mempunyai pemaknaan berbeda akan cinta,
Setiap insan berharap cinta menghampirinya,
Dia hadir membawa cinta dalam hidupku
Kehidupanku mulai berwarna
Hidupku lebih terarah
Namun, sesosok perampas hadir
Hidupku mulai rapuh
Hari-hariku yang berwarna menjadi suram
Saat cintaku dirampas olehnya,
Akupun hanya bisa memendam luka dalam hati
Mengikhlaskannya merupakan kesulitan bagiku
Hanya mampu menunggu dalam sejuta rindu
Hingga saat nanti akan ada yang menutup luka ini
Yang akan menabur senyuman padaku
Yang akan mengobati kesakitanku
Yang akan menghapus keterpurukanku
Yang akan melukis kebahagiaan pada jasadku
Entah sampai kapankah penantian ini
Menanti dan terus menanti
Sampai suatu saat, cinta kan hadir
Menabur warna baru dalam keseharianku........


KESENDIRIANKU




Hidup ini memang indah
Namun tak seindah kehidupan yang kujajaki saat ini
Hari-hariku kelam, sunyi bahkan tak berarti
Ingin aku memiliki teman,
Namun tak ada yang mau mengenalku
Tak ada yang mau berteman denganku
Sampai kapan aku merasakan kesepian abadi
Sampai kapan aku bisa melukis senyuman dipipi ini
Siapakah dia yang akan memberikan keceriaan padaku,
Berhayal dan berhayal seperti itulah aku
Berambisi untuk memiliki sosok penyemangat
Yang akan menopang kebahagiaan hidup ini
Namun, entah sampai kapan
Hanya waktulah yang kan menjawab
Akupun menyadari
Aku sudah terbiasa dengan kesendirian
Mereka hanya mengenalku,
Secara kebetulan

KISAH PERSAHABATAN TRIO KAMPRET



Ketika mentari mulai menampakkan sinarnya,...
Kala itu hadirlah kehidupan sekelompok remaja yang begitu ceria, akrab dan penuh kasih sayang ibarat mentari yang selalu mengahdirkan sinarnya kemuka bumi ini. Meskipun perkenalan mereka masih terbilang belum lama, akan tetapi mereka begitu memaknai kebersamaan dengan luar biasa. Awal mula pertemuan ketiga remaja tersebut sejak 2 tahun silam, ketiganya kuliah di tempat yang sama, setiap hari mereka bertatap muka. Ketiganya berasal dari daerah yang berbebeda. Ada yang berasal dari Bantaeng, Sinjai dan Watampone. Hari-hari mereka selalu dengan kebersamaan dan kepercayaan,menikmati indahnya hidup dengan kebersamaan. Karakter ketiganya berbeda-beda, ada yang calm, care bahkan satu dari mereka memiliki karakter periang. Hehehehehe,
Kelompok remaja tersebut bukanlah kelompok genk motor ataupun kelompok anarkis, namun ketiganya membentuk kelompok dengan tujuan membuat iri orang lain dengan kebersamaan yang mereka hadirkan. Setiap ada tugas kuliah yang diberikan oleh dosen, mereka selalu mengerjakannya secara bersamaan, saat satu dari mereka dalam keadaan sakit, yang lain senantiasa merawat dan menyemangati yang lainnya. Betul-betul persahabatan yang tiada tara yang tidak semua orang bisa merasakannya.
Sebut saja kelompok remaja tersebut trio kampret, hahahaha. Yah, seperti itulah julukan yang cocok untuk mereka. Mereka sangat mengahargai hidup, karena hidup bagi mereka hanya sekali dan tak akan bisa terulang kembali, oleh karena itu mereka selalu optimis agar hidup yang mereka jalani hari ini bisa lebih baik dari hidup sebelumnya karena itu merupakan suatu keberuntungan tersendiri bagi ketiganya.
Hari terus berlalu, waktu terus berputar. Begitu pula dengan arus persahabatan mereka yang kian hari semakin solid. Mereka memang tergolong berasal dari keluarga seadanya namun, mereka begitu menikmati indahnya persahabatan dengan sejuta kesederhanaan, susah senang mereka selalu bersama bersaing ditengah kerasnya kehidupan Ibukota. Saat salah satu dari mereka terjatuh yang lain selalu ada disampingnya bangunkan yang lain dan bangkit kembali memaknai kebersamaan yang tak ada lebih dari segalanya. Perbedaan bukanlah halangan melainkan menyatukan kehidupan mereka.
Kesejahteraan Sosial yang mempertemukan mereka sehingga mereka selalu menebarkan kedamaian, kepedulian terhadap sesama, karena perbedaan hanyalah sudut pandang semata. Jangan hadir jika hanya menambah persoalan yang semakin rumit tapi hadirlah sebagai penengah bahkan sebagai pemberi solusi atas masalah yang ada, tutup telingamu serapat mungkin jangan pernah tanamkan rasa curiga terhadap orang lain, biarkan hidup ini berlalu seperti hujan yang mengalir begitupun persahabatan ini,.
Beberapa bulan yang lalu mereka berkunjung kesuatu pulau yang terletak di Kabupaten Pangkep dengan tujuang mengadakan sosialisasi kepada masyarakat disana, perjalan mereka sangatlah memelahkan, karena mereka harus berpanas-panasan menumpangi kapal sekitar 2 jam perjalanan laut, yang menjadi persoalan disini, kenapa sesampainya ditujuan tak terlihat lagi kebersamaan diantara mereka, apakah mereka hanya tidak mau menampakkannya atau justru malah sudah retak, teka-teki pun mencuak kepermukaan. Ternyata pradukaku benar, mereka sudah tak seakrab dulu lagi, entah apakah yang terjadi antara ketiganya,. Terlihat sangat jelas bahwa disana mereka hanyalah sibuk dengan sendirinya tanpa mementingkan lagi kebersamaan yang telah mereka ukir selama 2 tahun terakhir tersebut.
Mungkin satu diantara mereka sudah tak mau lagi ngejalani persahabatannya. Ada apakah gerangan,.....? yang nampak waktu itu hanyalah sikap cuek, acuh tak acuh bahkan sudah tak mau lagi mempedulikan yang lain diantaranya mereka. Tiga hari telah berlalu dan seluruh rangkaian kegiatan mereka sudah terlaksana, pagi itu mereka bersiap-siap untuk kembali ke Makassar. Tak terlihat lagi kebersamaaan mereka, saling tegur sapa pun jarang, setibanya di makassar mereka langsung beranjak ketempat masing-masing. Mungkin karena faktor lelah.
Keesokan harinya, setiba di kampus terlihat kembali kebersamaan antara ketiganya, loh,. Ada apakah sebenarnya.? Aku makin penasaran, ‘’ternyata persahabatan mereka tidak retak hanya saja kemarin mereka sibuk jadi gak sempat bersama-sama’’ ujarnya (bagian dari ketiga remaja tersebut). Kini situasi menjadi normal kembali karena kebersamaan yang mereka tampakkan justru semakin lebih akrab sehingga membuat sebahagian orang merasa iri dengan mereka.
Ketika seseorang memang sudah menjalin hubungan persahabatan, maka tak seorangpun yang dapat lagi merusaknya apabila persahabatan itu dibarengi dengan sikap saling percaya dan saling menghargai, karena tak semua orang juga bisa mempertahankan persahabatannya hingga waktu yang lama. Rasa nyaman yang kita dapatkan jikalau sedang bersama sahabat juga merupakan keindahan yang abadi, dan persahabatan tak akan lama jika hanya mementingkan ego masing-masing didalamnya.
Entah mengapa, saat ini hanya kesendirian yang aku rasakan, berada disekitar orang-orang asing, tegur sapa pun jarang apalagi mau bercengkrama dengannya, saat ini pula tak ada lagi sahabat yang berada disekitarku, entah karena sudah melupakanku atau karena sudah memiliki sahabat yang lebih segalanya dibandingkan aku,...? bukan tidak ada orang baru yang masuk dikehidupanku yang menawarkan dirri untuk bersahabat, namun rasanya diri ini sudah menutup rapat pintu persahabatan untuk orang lain, akibat penantian yang tak kunjung datang menghampiri, kangen rasanya diri ini jikalau mengingat kebersamaan dengannya yang telah lama tak nampak lagi, hanya rasa sedih yang terus terpendam dalam hati, wahai sahabatku masih ingatkah dirimu akan kebersamaan kita dikala mentari menampakkan sinarnya. Hidupku saat ini ibarat mentari yang sudah senja bahkan bagaikan awan yang telah mendung.