Kamis, 02 Juni 2016

Kumpulan Puisi Irsan Suandi




SIRNA
Hilang sudah rasa ini
Hilang tanpa bekas
segala kerisauanku menambah daftar kedukaan
setelah melihat kedatangannya

seakan menghilangkan sosokku didekapmu
melenyapkan bayangan cinta yang kuhadirkan
membinasakan rindu yang pernah kau curah
munculnya matahari lelah
tetes embun dedaunan tanpa henti
kelemahlembutan kian menjadi benci
kemarahan semakin memuncak

BAHAGIA SENDIRIAN
Hari Bahagia telah menjemputku.
Hari yang kunanti untuk bahagia denganmu
Kini kunikmati sendiri tanpa kau disisi
Kesedihanku, keresahan dan gelisahku,
Bercampur jadi Satu
Kebahagiaan hatiku menyembunyikan tangisku
Keceriaan dan tawaku melenyapkan amarahku
Sedikit kurasa tanpa engkau yang kucinta

Hari ini, malam ini, lewat puisi ini
Aku Ingin menangis
Namun, kuredam sejenak.
Karna ku tak ingin larut dalam bahagia.
Meski sepi tanpa dirimu
Meski kau telah menjadi miliknya

Tapi mala mini kuyakin
Besok kan Pasti datang hari
Di mana ku dapat rayakan dengamu

Malam inipun, langit meneteskan hujannya.
Seakan merasakan kepedihan Hati yang terjadi padaku
Membuat Aku semakin sedih
Meski aku terlihat bahagia
Tapi, ketahuilah
Bahwa bahagiaku berada dalam tangisku

MEMBUANG LUKA
Rasanya perih,
Tanpamu aku resah
Semua serasa berbeda
Tawamu yang dulu membuat tangisan merdu
kini aku tertumpuk dalam rindu
rindu yang tak terobati
aku hanya butuh sedetik untuk merasakan bahagia denganmu
tapi kini kau pergi bersamanya
tanpa memikirkan aku yang pernah mengisi kekosonganmu
bodohnya aku yang selalu lemah denganmu
sehingga aku tak bisa menilai luka yang kau tanam
dulu kita ibarat sekeping koin
tapi sekarang ibarat bumi dan langit
saling berjauhan
terjadi jarak antara kita
semakin aku mengejarmu semakin pula kau menjauh
hariku penuh dengan duri
bahagiaku penuh tangis
hidupku penuh luka
tawaku penuh harap
jika memang kita tak bias bersama
izinkanlah aku mengubur kenangan ini
aku esok aku bias membuang luka
kemudian merasakan bahagia baru
dipintu rindu keheningan

BEGITU CEPATNYA
Hening malam ini, begitu dalam aku rasakan
Sendiri terdiam dalam sepi
Tak ada bahagia diraut wajah
Menanti dengan kepingan rindu
Menangis dalam rintikan hujan
Namun bara api cemburu tak kunjung padam
Begitu cepatnya kau berlalu
Memilih dia dibanding aku
Sungguh tega pengkhianatanmu
Sungguh kejam perlakuanmu
Kau lebih memilih dia yang telah dimiliki
Apakah aku hanya sampah
Apakah aku hanya persinggahan
Apakah aku hanya mainanmu
Begitu cepatnya kau berlalu
Tanpa pernah mengingat kebersamaan kita
Kau berlalu bagai badai
Tergerus dalam ombak dilautan
Disini aku terpenjara
Dalam putaran waktu yang tak dapat aku putar denganmu