Rabu, 26 Oktober 2016

KATAKU

KATAKU (www.andisuwandirsan.blogspot.com)
1.    Sebagian besar orang hanya mampu menilai kita dari sisi luarnya tanpa berpikir akan kemampuan yang kita miliki, begitulah hidup ada kalanya kita memang harus menyendiri, dan biarkanlah waktu yang menyadarkan mereka bahwa kekurangan bukanlah suatu kelemahan yang harus dijadikan bahan tertawaan tapi lihatlah dari sisi lain bahwa kekurangan  dia ada pada kelebihan yang saya miliki,
2.    Dia tercipta lalu bersembunyi, aku terlahir untuk mencari dimana keberdaannya
3.    Sahabat adalah dia yang mampu membangkitkan kita dari keterpurukan, bukan dia yang hanya menertawakan kita dikala kita dilanda kesusahan
4.    Biarkan air mata menjadi pukulan dalam kesedihanmu selagi kamu bisa menikmati air mata itu maka kamu dapat membuat suatu bendungan agar air matamu tak mengaliri kehidupan orang lain dan tetap berada dalam bendungan tersebut
5.    Mencintai bukan perkara mudah, kadang ada orang yang cinta pada kamu tapi ada orang yang lebih kamu cinta sehingga kamu rela melakukan apa saja untuk mendapatkan cintanya tanpa menyadari ketulusan cinta dari orang yang mencintaimu
6.    Hari ini mungkin kebahagiaan tak berpihak sepenuhnya padamu, tapi jangan pernah menyerah ataupun putus asa dan yakinkan pada dirimu bahwa esok kan lebih baik
7.    Aku bisa menjadi kamu, tapi kamu belum tentu bis menjadi aku, diperlukan usaha dan kepekaan hidup agar aku dan kamu dapat menjadi kita
8.    Satu masalah belum tentu bisa kamu atasi, tapi sepuluh masalah bisa kamu atasi karena kamu telah mengenal berbagai macam masalah
9.    Sepahit apapun kopi jika kita nikmati akan terasa manis, tapi semanis apapun kehidupan yang kita jalani tanpa orang yang disayang akan terasa pahit

10.  Terkadang kita harus berjalan diatas luka agar suatu saat kita bisa menikmati kebahagiaan

Kamis, 02 Juni 2016

Kumpulan Puisi Irsan Suandi




SIRNA
Hilang sudah rasa ini
Hilang tanpa bekas
segala kerisauanku menambah daftar kedukaan
setelah melihat kedatangannya

seakan menghilangkan sosokku didekapmu
melenyapkan bayangan cinta yang kuhadirkan
membinasakan rindu yang pernah kau curah
munculnya matahari lelah
tetes embun dedaunan tanpa henti
kelemahlembutan kian menjadi benci
kemarahan semakin memuncak

BAHAGIA SENDIRIAN
Hari Bahagia telah menjemputku.
Hari yang kunanti untuk bahagia denganmu
Kini kunikmati sendiri tanpa kau disisi
Kesedihanku, keresahan dan gelisahku,
Bercampur jadi Satu
Kebahagiaan hatiku menyembunyikan tangisku
Keceriaan dan tawaku melenyapkan amarahku
Sedikit kurasa tanpa engkau yang kucinta

Hari ini, malam ini, lewat puisi ini
Aku Ingin menangis
Namun, kuredam sejenak.
Karna ku tak ingin larut dalam bahagia.
Meski sepi tanpa dirimu
Meski kau telah menjadi miliknya

Tapi mala mini kuyakin
Besok kan Pasti datang hari
Di mana ku dapat rayakan dengamu

Malam inipun, langit meneteskan hujannya.
Seakan merasakan kepedihan Hati yang terjadi padaku
Membuat Aku semakin sedih
Meski aku terlihat bahagia
Tapi, ketahuilah
Bahwa bahagiaku berada dalam tangisku

MEMBUANG LUKA
Rasanya perih,
Tanpamu aku resah
Semua serasa berbeda
Tawamu yang dulu membuat tangisan merdu
kini aku tertumpuk dalam rindu
rindu yang tak terobati
aku hanya butuh sedetik untuk merasakan bahagia denganmu
tapi kini kau pergi bersamanya
tanpa memikirkan aku yang pernah mengisi kekosonganmu
bodohnya aku yang selalu lemah denganmu
sehingga aku tak bisa menilai luka yang kau tanam
dulu kita ibarat sekeping koin
tapi sekarang ibarat bumi dan langit
saling berjauhan
terjadi jarak antara kita
semakin aku mengejarmu semakin pula kau menjauh
hariku penuh dengan duri
bahagiaku penuh tangis
hidupku penuh luka
tawaku penuh harap
jika memang kita tak bias bersama
izinkanlah aku mengubur kenangan ini
aku esok aku bias membuang luka
kemudian merasakan bahagia baru
dipintu rindu keheningan

BEGITU CEPATNYA
Hening malam ini, begitu dalam aku rasakan
Sendiri terdiam dalam sepi
Tak ada bahagia diraut wajah
Menanti dengan kepingan rindu
Menangis dalam rintikan hujan
Namun bara api cemburu tak kunjung padam
Begitu cepatnya kau berlalu
Memilih dia dibanding aku
Sungguh tega pengkhianatanmu
Sungguh kejam perlakuanmu
Kau lebih memilih dia yang telah dimiliki
Apakah aku hanya sampah
Apakah aku hanya persinggahan
Apakah aku hanya mainanmu
Begitu cepatnya kau berlalu
Tanpa pernah mengingat kebersamaan kita
Kau berlalu bagai badai
Tergerus dalam ombak dilautan
Disini aku terpenjara
Dalam putaran waktu yang tak dapat aku putar denganmu



Senin, 02 Mei 2016

KISAHKU

‘’KISAHKU’’
Mengapa rasa ini menghujam bagai duri, haruskah diri kan berakhir di persinggahan abadi,..? Kisahku, kalau tak salah dan berdosa, kenapa ku di bully, dicaci dan kenapa orang yang teramat aku sayangi menghindar begitu saja dari kehidupanku, sejuta harapan, mimpi dan cinta yang aku punya haruskah semua sirna oleh ego, lirih hati bertanya tertaih dalam langkah, terdiam dalam kedukaan, haruskah air mata yang selalu setia menemaniku dalam kesendirian, kadang ku berpikir bahwa Tuhan tak adil terhadapku, namun itu hanya ilusiku saja, saat ini aku betul-betul rapuh, terkapar dan enggan bangkit, ternyata kehidupan didunia sangat rumit, apalagi kehidupan akhirat nanti, aku bukanlah sosok sempurna tapi selalu kuberusaha menjadi yang terbaik diantara kalian, tapi mengapa kalian mematahkannya dan enggan menyatukannya. Kisahku, aku memang manusia bodoh yang tak berdaya dengan racun asmaramu.
Kepala berdarah, berkali-kali tembok rindu kuhantam, darahku mengalir deras menjajaki kisahku yang semakin hambar. Seketika aku menghening saat tak ada tangan yang mampu memapah, tak ada pundak untuk bersandar, tak ada telinga yang mampu mendengar keluh kesahku, semenjak mereka menjauh, sendiri jadi sunyi tentangku menjadi sepi, sudah saatnya kita menikmati luka sebelum kau memutuskan untuk memilihku, agar air mata dapat lebih dewasa tanpa kesia-siaan. Bila rindu yang kau hadirkan hanya sebaris kata yang tak kau tepati, maka biarkan cinta tertumpuk dalam timbunan tananh dihiasi bunga kamboja dan minyak kemenyang dengan keharuan yang menggebu.
Hening selalu datang melayat kesendirianku, tak ada langi pelangi terlihat dipelupuk mata, aku sadar bahwa tak ada bahagia dalam cinta yang aku selami setelah tangis kesedihan. Waktu begitu cepatnya berlalu, namun diriku masih tertinggal diruang hampa yang penuh kedukaan dan kerinduan ini, Kisahku, beribu tetesan air mata yang kujatuhkan tak akan mengembalikan kesedihan dengan cinta yang telah kau janjikan, namun aku sungguh tak mampu membencimu, meski kau nyalakan tungku lalu aku melebur dalam kayu yang kau bakar hingga menjadi arang, jika tak sengaja kata menyakitkan terucap dariku, maka izinkan aku memperbaiki semuanya seperti saat senja kita bersama, Kisahku, tak ada lagi yang kusesali dari kepergian mereka selain bahwa sebuah kebersamaan dalam kesederhaan tak akan kita rasakan lagi, dan tatapan mirismu seakan melupakannya pada sebuah nama yang kusebut perasaan dan bahkan kau hanya menganggapnya sebagai sebuah cerita lama yang hanya akan menjadi kenangan, mentari telah mendung, tak ada lagi sinar kehidupan yang ia pancarkan, sendiriku dan tangisku hanya dihempas angin yang berlalu, kekecewaan dan kerinduaku tak kunjung menemukan titik temu.
Diruang hampa ini, kau sempat menanam benih cinta dan tapi sekarang berdaun tangis dan berbunga duka, dan tangisku tak kunjung kau usap, karena aku tak tahu keberadaanmu saat ini, mungkin kita berjauhan ibarat aku di hilir dan kau berada pada muara ketinggian yang tak aku lihat, mencintaimu pun ibarat sepasang telinga yang tuli, hanya dapat menerka suara getaran dalam dada, mungkin dihatimu ada banyak tertulis nama didindingnya yang tak mampu aku hapus satu persatu, mengikhlaskanmu juga aku tak mampu namun aku juga tak bisa memaksakan kehendak, hanya bisa merindukanmu dibalik rintihan hujan yang deras, mecarimu aku tak mampu berjalan, hanya selalu bermimpi tentangmu bahwa kau akan kembali kepelukanku saat langit tak mampu menurunkan hujan di bumi, Kisahku, siapa yang mau peduli selain diriku sendiri, menikmati gelap dalam sunyi.
Kutanya butiran debu yang menempel didinding, adakah kau sisakan senyum untukku, namun debu yang kau sisakan pun terhapus oleh rintihan hujan yang menerpa membahasahi ruang pertemuan ini, kemanakah hati ini akan melangkah agar kutemukan sosok terang sepertimu yang mampu menyemai bibit rindu, berdaun cinta dan berbunga asmara kabahagiaan,..? Kau ibarat mentari sedang aku mendung, ketahuilah kepergianmu hanya membuatku bimbang karena kau telah dinikmati banyak orang, orang yang paling kau benci tapi kenapa kau berikan senyum kebahagiaan kepadanya, Tuhanku jika kisahku tak kunjung bahagia, maka izinkan aku bermunajat hanya kepadaMu, hingga saat kau memisahkan roh dengan jasadku tak ada lagi tangis kpedihan karena siksaan melainkan secerca kebahagiaan yang kau bayarkan dengan pahala dan amal sholeh yang aku lakukan selama hidupku, karena cinta yang aku miliki hanyalah sebatas angan yang tak kunjung nyata, aku sadar bahwa ini sungguh terlarang. Tuhan jika kesedirianku tak kunjung bermuara, maka akhirilah kisahku dan kehendakilah kepergianku dijalanMu. Mungkin kematian yang mampu memadamkan bara api cemburu dan melukis bahagia baru dalam kehidupanku selanjutnya walaupun aku tahu bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi sebelum meraih kebahagiaan surgaMu.
Oleh rindu aku diterpa tangis, oleh cinta aku dibesarkan dan karena cinta yang kupelihara aku terasakiti hingga tangis tak mampu aku bendung, jika rindu hanyalah sebuah tangis, maka izinkan aku menangisi cinta tak yang mungkin aku miliki, dan jika cinta hanyalah sebuah kebodohan maka hapuskan cinta untuk ummatMu, agar tak ada lagi hambaMu yang merasakan sakit dan rindu oleh cinta yang kau hadirkan dibumi ini, cukup aku mengalami kisah sepedih ini...
IRSAN SUANDI KARIM

GOWA, 3 Mei 2016

Minggu, 06 Maret 2016

Need You

From Icha
Dimalam yang sunyi ini, aku hanya mampu menahan sakitku sendiri, sakit yang tak mampu terobati dengan obat apapun, terdiam dibalik derita, tak mampu bergurau, semua serba tidak enak, aku baru sadar saat berada jauh dari dekapmu, ternyata aku tak mampu memunafikkan diriku bahwa sebenarnya aku sungguh tak bisa hidup tanpamu, tapi saat ini mungkin kamu tak lagi sama, bahkan ogah untuk menanyakan keadaanku, mungkin kamu terlarut dalam kebahagiaan dengan orang yang berada dekat denganmu, sampai-sampai kamu selalu mengabaikanku dan menganggap bahwa aku hanylah sosok terang dalam gelapmu, dan saat ini kamu telah berada dalam terang sedang aku selalu merasakan kegelapan yang berlarut, biarlah bagiaku dan bahagiamu  menjadi milik kita berdua dan dukaku menjadi dukaku sendiri, mungkin akulah yang terlalu posesif terhadap kamu, harapanku yang begitu besar terhadapmu biarlah terpendam dalam lara, karena tanpa aku sadari kau telah memupuskan harapanku terhadapmu, semoga diri selalu dalam kebahagiaan, aku hanya mampu menunggu dalam tumpukan rindu, menunggu waktu yang tepat sampai kau membawa sinar dalam gelapku yang semakin sunyi dan penuh derita ini.

Dear

Rinduku

Rasa rindu yang tak terbendung,
Sedih rasanya saat berpisah denganmu, air mata tak tertahankan, tak rela meninggalkan dalam kesendirian, ditambah dengan kondisimu yang kurang mendukung, aku sangat tak rela melangkahkan kakiku didepanmu, aku pergi bukan aku tak menyayangimu, sebenarnya aku ingin menghabiskan sisa waktu ini bersamamu, tapi kedua orangtua kita juga menginginkan kebersamaan, Mencintai kamu butuh waktu beberapa detik, Namun melupakanmu butuh waktu ku seumur hidup. Mungkin Tuhan sengaja memberi kita berjumpa dengan orang yang salah sebelum menemui insan yang betul supaya apabila kita akhirnya menemui insan yang betul, kita akan tahu bagaimana untuk bersyukur dengan pemberian dan hikmah di balik pemberian tersebut. Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan. Saat diriku dalam siksaan cinta, dirimu melenggang pergi tanpa pernah memikirkan aku. Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.
Jika esok pagi menjelang, akan aku tantang matahari yang terbangun dari tidur lelap nya. Karena hanya sinar aku lah yang kelak akan mampu menghangatkan dingin nya hatimu. Apabila salah satu pintu kebahagiaan tertutup, yang lain akan terbuka tapi selalu kita akan memandang pintu yang telah tertutup itu terlalu lama hingga kan kita tidak nampak pintu lain yang telah pun terbuka untuk kita. Buat apa berlari dalam kelam? Sedang kabut pun tak mau menyimak. Biarlah semuanya berlalu, mimpi pun aku tak inginkan. Meskipun rindu ini tercipta untukmu. Cinta pertama adalah kenangan, Cinta kedua adalah pelajaran, dan cinta yang seterusnya adalah satu keperluan karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Karena itu jagalah cinta yang dianugerahkan itu sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan wangi sepanjang musim. Aku tidak tau sampai kapan usiaku, tapi aku yakin cintaku selamanya untukmu. Walaupun hari ini kau mengukir luka di hatiku. Aku akan tetap mencintai kamu seperti aku mencintai kamu kemarin. Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan. Yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa suatu pertimbangan.
Aku meneteskan air mata kebahagiaan dikampung halaman saat memandangi foto kenangan kita. Hari-hariku dikampung aku habiskan untuk mengingatmu, mecari kabar tentangmu, dan selalu merindukanmu disetiap tidurku, tiap malam aku selalu memimpikanmu, dan berharap kau datang membangungkanku, rasa rindu ini sungguh tak terbendung.


Untaian Rindu Kepada Hujan

Di malam yang sesunyi ini, hujan kembali membasahi permukaan, tetes demi tetes mulai berjatuhan bahkan tak dapat terhitungkan dengan jari tangan, begitu hebatnya hujan, menghentikan langkah jutaan manusia, dalam suasana hujan yang sunyi ini, kembali ku teringat paras wajahmu, menanti hadirmu ditengah redupnya bola lampu yang meracuni kegelisahanku, temani sepi yang mengendap, bahkan hujanpun mampu menutupi air mataku, aku rela menghabiskan waktu dengan hujan, karena ia mengerti inginku dan paham akan keadaanku, aku selalu bahagia saat hujan turun, karena tak satupun yang mendengar teriakan kerinduanku, tak satupun yang melihat tetesan air mataku, hujan hadirlah selalu dalam hidupku temaniku dalam gelap, 

Rabu, 06 Januari 2016

LAPORAN PRAKTIKUMKU

LAPORAN PRAKTIKUM I MIKRO



LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA)
AL-IMRAN KABUPATEN GOWA





OLEH:
NAMA              : IRSAN SUANDI
NIM                   : 50300113005
KELAS             : KESSOS A
KELOMPOK  : II (DUA)








KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM 1 MIKRO

                 Praktikum 1 Mikro  telah dilaksanakan oleh:
Nama                      : Irsan Suandi
Nim                         : 50300113005
Jurusan                    : PMI Konsentrasi Kesejahteraan Sosial
Kelas                       : Kessos A
Hari/Tanggal           : Senin-Rabu/9 September-23 Desember 2015
Dinyatakan Sah  Laporan Praktikum 1 Mikro,Jurusan PMI Konsentrasi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.


                                                                        Samata-Gowa, 23 Desember 2015

Dosen Pembimbing                                                                     Mahasiswa             
                                                                                                            
Drs. Abd.Rahman Wahab                                                      Irsan Suandi
                                                                                                   NIM. 50300113018



Mengetahui,
Ketua Jurusan PMI Konsentrasi Kesejahteraan Sosial



                                                Dra. St.Aisyah BM,. M.Sos.I
                                                NIP. 19650223 199303201


KATA PENGANTAR
 


          Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga Penyusun diberikan kekuatan dan kesempatan menyelesaikan laporan Praktikum 1 Mikro terlaksana dengan baik.
          Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang diutus ke permukaan bumi ini menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban sekarang ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari tantangan dan hambatan. Namun, berkat kerja keras dan motivasi dari pihak-pihak langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannnya penyusunan laporan ini. Olehnya itu, secara mendalam Penyusun menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan Laporan ini.
Secara istimewa, penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus, ikhlas dan suci kepada:
1.      Bapak Drs.Abdul Rahman Wahab sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah dan praktikum.
2.      Bapak/Ibu Pembina LKSA Al-Imran
3.      Saudara saudara binaan LKSA Al-Imran yang senantiasa menjadi tuan rumah selama kegiatan praktikum.
4.      Rekan-rekan Praktikum 1 Mikro mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Alauddin Makassar Angkatan 2013.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati Penyusun menyadari bahwa hanya kepadaNyalah kami menyerahkan segalanya. Semoga kita semua mendapat curahan rahmat dan ridho dari-Nya, Amin.                                                         
Makassar, 20 Desember 2015
Penyusun,

Irsan Suandi
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Sebagaimana dinyatakan Johnson dan Schwartz (1991) ada tiga bidang keterampilan yang harus dikuasai oleh social worker, yaitu: (1) interpersonal helping skills, (2) social worker process skill, dan (3) evaluation and accountability skill, kelemahan pada keterampilan tersebut akan berpengaruh pada penguasaan bidang praktik social worker yang lebih luas seperti praktik pengembangan masyarakat praktik manajemen organisasi pelayanan. Dalam kenyataannya, praktik pengembangan masyarakat dan manajemen organisasi pelayanan juga membutuhkan keterampilan-keterampilan mikro (focus pada individu dan kelompok), yaitu kemampuan untuk menangkap dan mengkaji masalah, kemampuan mendengarkan, mengamati, bernegosiasi dan keterampilan social mikro lainnya yang diupergunakan dalam rangka melakukan perubahan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
            Keuntungan yang dapat diperoleh dari penguasaan keterampilan social pada tingkat mikro bagi mahasiswa tidak hanya membantu pemecahan persoalan pada level tersebut tetapi juga memberikan efek positif pada aktivitas-aktivitas pada level makro yaitu pengembangan masyarakat dan manajemen pelayanan. Berdasarkan uraian tersebut maka praktikum mikro mutlak dibutuhkan dalam rangka membekali mahasiswa dengan berbagai keterampilan pada level tersebut.
B.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
a.    Mahasiswa mampu untuk bersikap professional sesuai dengan prinsip-prinsip praktik dan nilai-nilai social work dalam menilai, merancang dan memecahkan persoalan-persoalan disfungsi social pada level individu.
b.    Mahasiswa mampu menentukan pengetahuan, pendekatan, teknik dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pelayanan kepada klien perseorangan dan kelompok
c.    Mahasiswa mampu mengembangkan dan memadukan secara kreatif sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam praktik mikro.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan-keterampilan kmonukasi dan mendengarkan, diantaranya mendengarkan secara aktif, mengamati dan terlibat secara aktif baik verbal, dalam setting individu.
b.    Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan hubungan pertolongan, menyadari untuk memanfaatkan kemampuan diri, termasuk menerapkan sikap dan nilai kejujuran, keterbukaan, kepercayaan, kehormatan, kerahasiaan, serta sikap tidak menilai (non judgemental) yang akan mendukung kemantapan hubungan pertolongan.
c.    Mahasiswa mampu melakukan Keterampilan wawancara-konseling dasar diantaranya: leading, reflecting, paraphrasing, confronting, summarizing, klarifikasi, interpretasi, informing, serta berbagai metode dan teknik terapi atau pengembangan diri lain yang sudah dipelajari di ruang kelas.
d.   Keterampilan evaluasi dan akuntabilitas, sejak kontak awal, selama proses pertolongan, hingga terminasi pelayanan diantaranya melakukan berbagai keterampilan pencatatan dan pelaporan dalam praktik mikro (individu).
e.    Mahasiswa mampu menerapkan berbagai keterampilan social (social skill) dalam rangka membantu, mengarahkan dan mengembangkan hubungan social yang fungsional dalam kelompok.
C.  Objek (Sasaran)
       Objek praktikum ini adalah individu atau kelompok. Kelompok yang dimaksud adalah berbagai jenis kelompok yang ada dalam masyarakat dalam rangka pengembangan dan penyembuhan  individu merupakan objek dari praktikum ini. Berbagai jenis kelompok tersebut antara lain: kelompok pendidikan, kelompok sosialisasi, kelompok rekreasi dan pengembangan keterampilan, kelompok pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, kelompok terapis, kelompok sensitivitas dan timbal balik, dan kelompok keswadayaan.
       Intinya adalah semua jenis kelompok yang menjadi media perubahan perilaku individu atau yang dimanfaatkan dalam rangka peningkatan atau perbaikan perilaku individu. Keberadaan jenis-jenis kelompok dapat berada dalam masyarakat, setting suatu organisasi pelayanan social atau bentuk orgnasisasi social lainnya.
D.  Model Praktikum
       Kegiatan praktikum ini menggunakan model concurrent placement artinya praktikan tidak harus menerus tinggal dan berada di lapangan atau lokasi praktikum, namun diatur berdasarkan kesepakatan antara klien atau pihak-pihak di lokasi praktikum dengan para praktikan.
E.  Lokasi dan Waktu
       Lokasi praktikum ini diawali di dalam kampus (indoor) yaitu praktikan mengikuti pembekalan praktikum dan luar kampus (outdoor, yakni praktikan melakukan praktik. Adapun lamanya waktu praktikum adalah dua bulan,kegiatan praktikum di Laksanakan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak ( LKSA) AL-IMRAN atau Panti Asuhan AL-Imran Paccinongan yang terletak di Jalan Datuk Baru Kelurahan Paccinongan Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan yang mudah dijangkau oleh mahasiwa dengan metode concurrent placement. Praktikan berada di lapangan dalam 3 (tiga) hari jam kerja dalam seminggu, selama 2 (dua) bulan sehingga praktikan berada di lokasi praktikum sekitar 30 hari jam kerja, dengan 1 kali case conference/bimbingan bersama dengan supervisor praktikum dalam seminggu.
F.  Sifat Penugasan
       Sifat penugasan adalah perorangan. Tugas setiap praktikan adalah melakukan proses intervensi pada klien individu saja. Kemudian setiap individu praktikan membuat catatan sesuai dengan besaran kliennya yaitu catatan kasus (case record) jika memilih klien individu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS     
A.  Tinjauan Tentang Anak
            Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.
            Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar.
            Berdasarkan UU Peradilan Anak. Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: “ Anak adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah .Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan mental seseorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seseorang sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah "anak".
Merujuk dari Kamus Umum Bahasa Indonesia mengenai pengertian anak secara etimologis diartikan dengan manusia yang masih kecil ataupun manusia yang belum dewasa.
Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan dan atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya sehingga kebutuhan anak baik jasmani, rohani maupun sosialnya tidak terpenuhi.
Anak terlantar adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang karena sebab tertentu (karena beberapa kemungkinan: kemiskinan, salah seorang dari orang tua/wali sakit, salah seorang/kedua orang tua/wali pengasuh meninggal,keluarga tidak harmonis, tidak ada pengasuh)sehingga tidak dapat terpenuhinya kebutuhan dasar dengan wajar baik jasmani, rohani , maupun sosial.
Anak Terlantar adalah anak karena suatu sebab orangtuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani, jasmani dan sosial yang dimaksud anak terlantar adalah anak yang tinggal dalam keluarga miskin usia sampai dengan 18 tahun.
B.  Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Anak
            Mengenai pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan “Orang tua artinya ayah dan ibu.“ (Poerwadarmita, 1987: 688).
            Sedangkan dalam penggunaan bahasa Arab istilah orang tua dikenal dengan sebutan Al-walid pengertian tersebut dapat dilihat dalam Alquran surat Lukman ayat 14 yang berbunyi.
            Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (Berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambahdan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Lukman ayat 14)
            Banyak dari kalangan para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian orang tua, yaitu menurut Miami yang dikutip oleh Kartini Kartono, dikemukakan “Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.“ (Kartono, 1982 : 27).
            Maksud dari pendapat di atas, yaitu apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah maka mereka harus siap dalam menjalani kehidupan berumah tangga salah satunya adalah dituntut untuk dapat berpikir seta begerak untuk jauh kedepan, karena orang yang berumah tangga akan diberikan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar, amanah tersebut adalah mengurus serta membina anak-anak mereka, baik dari segi jasmani maupun rohani. Karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
            Setiap orang tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas dan peran yang sangat penting, ada pun tugas dan peran orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut. (1). Melahirkan, (2). Mengasuh, (3). Membesarkan, (4). Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. Disamping itu juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan kecenderungan masing-masing adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Alquran surat Al-Kahfi ayat 46.
                                                                                     



















BAB III
PEMBAHASAN
A.  Selayang Pandang Tentang LKSA Al-Imran
          Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)  Al-Imran Jalan Dato Baru Kelurahan Paccinongan didirikan pada 1 Mei 2009 oleh  Bapak Muhammad Rizal . Panti ini  bertujuan sebagai pusat pelayanan sosial terhadap anak Yatim, terlantar dan Kurang mampu. Panti Asuhan ini di huni oleh 30 anak.  Awal mula panti ini didirikan dilatar belakangi oleh bapak  pendiri yayasan wahyu  mandiri yang terletak dikecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Disana beliau mendapati begitu banyak permasalahan sosial dan salah satunnya adalah anak terlantar.
          Kondisi ini merupakan pemacu untuk membuat panti. Apalagi sejak dulu memang sudah sering membina anak-anak  yang  kurang mampu. Panti Asuhan Al-Imran  terletak di Jalan Dato Baru Kelurahan paccinongang Kecamatan somba Opu.
B.  Sarana dan Prasarana
Sarana yang dimiliki oleh panti Asuhan Al-Imran  antara lain :
1.    Kamar Tidur kapasitas 2 orang (4 kamar).
2.    Tempat Tidur 8 buah
3.    Lemari  5 buah
4.    Kamar Mandi 2 buah
5.    Kursi Tamu/Sofa 1 Set
6.    Meja Makan Kayu 1 set
7.    Dispenser
8.    Kipas Angin Gantung dan Stand
9.    TV LCD Berwarna 14 inchi.

C.  Pelayanan Yang Diberikan
1.    Layanan Fisik :
Tempat tinggal (asrama); Layanan makan dan makanan tambahan;layanan pemberian pakaian.
2.    Layanan Psikologi
pendampingan kegiatan sehari-hari
3.    Layanan Mental Spiritual
Bimbingan rohani;ceramah, shalat berjamaah ,pengajian membaca Al Qur'an .
4.    Layanan Sosial dan Rekreasi
Keterampilan;hiburan; rekreasi
5.    Layanan Kesehatan
Pemeriksaan Kesehatan;perawatan kesehatan;bimbingan fisik
6.    Layanan Pendidikan
7.    Setiap anak dipanti  Asuhan Al-Imran wajib mengikuti pendidikan dasar 12 tahun.















BAB IV
PROSES PENANGANAN KASUS
Berdasarkan hasil assessment awal maka ‘’za’’ menjadi salah satu klien praktikan di dalam proses intervensi pekerjaan social pada kegiatan Praktikum Program Studi PMI Konsentrasi  Kesejahteraan Sosial Strata Satu UIN Alauddin Makassar angkatan 2013. Klien ‘’za’’ adalah salah satu anak yang diterlantarkan oleh kedua orangtuanya yang diakibatkan karena perceraian keduanya.
A.  Hasil Assesment
Berdasarkan hasil assessment praktikan lakukan, maka diperoleh data klien sebagai berikut.
Identitas Klien ‘’za’’
Nama                        :    Zahroni Mukarrim
Jenis kelamin            :    Laki-Laki
Umur                        :    12 Tahun
Keadaan Fisik          :    Baik
Pendidikan               :    SD Kelas VI
Pekerjaan                  :    Belum/Tidak Bekerja
Status Perkawinan   :    Belum Kawin
Agama                      :    Islam
Anak ke dari            :    1 dari 3 Bersaudara
Alamat                     :    Umapura Propinsi Nusa Tenggara Timur
Identitas Orangtua Klien ‘’za’’
Bapak
Nama                        :    Mustafa
Jenis Kelamin           :    Laki-Laki
Umur                        :    45 Tahun
Pendidikan               :    Tamat SD
Pekerjaan                  :    Nelayan
Status perkawina      :    Kawin
Agama                      :    Islam
Jumlah anak             :    3 orang
Alamat                     :    Umapura

Ibu
Nama                        :    Ramsia Sarimin
Jenis Kelamin           :    Perempuan
Umur                        :    35 Tahun
Pendidikan               :    Tamat SD
Pekerjaan                  :    TKW
Status perkawina      :    Kawin
Agama                      :    Islam
Jumlah anak             :    3 orang
Alamat                     :    Umapura

B.  Latar Belakang Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi oleh zahroni mukarrim adalah sebuah kejadian yang menyayat hati ketika ia masih berumur satu bulan kedua orangtuanya terus menerus bertengkar dikarenakan tidak mampu mengurus kehidupan anakanya dan  pada akhirnya keduanya memutuskan untuk bercerai, kala itu klien ‘’za’’ hidup dengan bapak dan kakeknya karena ibunya memutuskan untuk pergi dari Umapura dan menjadi TKW di Singapura dan tak pernah lagi menampakkan wajahnya kepada klien ‘’za’’ seiring berjalannya waktu, pada suatu hari ayahanda klien ‘’za’’ memutuskan untuk menikah lagi yang kemudian setelah pernikahannya pergi meninggalkan anak-anaknya.
Saat kakek klien ‘’za’’ mulai sakit-sakitan, dan saat umur klien ‘’za’’ menginjak masa remaja yaitu 11 tahun beliau memutuskan untuk mengantarkan klien ‘’za’’ ke Makassar lalu menitipkannya pada LKSA Al-Imran lalu kembali kekampung halamannya yaitu di Umapura dan sampai saat ini klien ‘’za’’ tak pernah mendapat kabar baik dari kakek maupun dari kedua orangtuanya yang telah bercerai.

C.  Gejala Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan terhadap klien “za” maka gejala-gejala masalah yang dapat dapat disimpulkan adalah :
1)   Emosi klien kadang tidak stabil ketika praktikan  melakukan  wawancara yang terlihat dari cara menjawab klien yang kadang meledak-ledak saat ditanya mengenai keadaan keluarganya dikampung dan gerakan tangan yang menepuk-nepuk pahanya sendiri atau kursi
2)   Klien memunculkan ekspresi sedih ketika mengingat ayah, ibu, dan kakeknya.
3)   Klien tidak pernah dijenguk oleh keluarganya

D.  Fokus Masalah
Berdasarkan hasil wawancara, pengumpulan data dokumentasi serta observasi terhadap klien yang dirumuskan dalam hasil assessment; praktikan dapat merumuskan fokus masalah terhadap klien ”za” adalah ”Tidak diperolehnya dukungan sosial dari keluarga selama berada di panti”.

E.  Rencana Intervensi
1.    Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran sebagai pedoman praktikan dalam melakukan intervensi selama berada di panti adalah :
a.    Dukungan sosial dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. (Saronson, 1991)
b.    Orang yang memiliki banyak dukungan sosial cenderung untuk memiliki usia yang lebih panjang. Selain itu, juga relatif lebih tahan terhadap stress yang berhubungan dengan penyakit daripada orang yang memiliki sedikit dukungan sosial (Atkinson dalam Suhita, 2005)



2.    Tujuan Rencana Intervensi
a.    Tujuan Umum
1)   Mampu dan maksimal dalam mengikuti jadwal kegiatan-kegiatan selama di panti sehingga dapat mengalihkan kerinduan yang mendalam kepada  keluarganya
2)   Dapat melakukan  interaksi dengan baik serta menghindari konflik dengan masyarakat sekitar panti.
3)   Membekali diri dengan keterampilan kerja agar pada saatnya keluar dari mampu mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ia miliki.
b.    Tujuan Khusus
1)   klien “za” bersemangat untuk menjalani setiap kegiatan-kegiatan di panti berupa bimbingan agama, bimbingan etika sosial, bimbingan fisik/olahraga, senam, bimbingan bahasa inggris, dan lain-lain sehingga klien tidak larut dalam kesedihan dan kerinduan kepada keluarganya khususnya ayah, ibu dan kakeknya
2)   Klien “za” mendapatkan dukungan sosial dari peer group-nya seperti ada yang menjadi tempat klien bercerita dan mengeluarkan keluh kesahnya selama berada di panti.
3)   Klien mendapat kasih sayang penuh dari pengurus panti agar dapat melepaskan kerinduannya untuk dapat bertemu dengan keluarga.
3.    Metoda dan Teknik
              Intervensi terhadap klien “za” dilakukan oleh praktikan dibantu pengurus  panti dan rekan-rekan  praktikan. Metoda yang akan digunakan adalah metoda pekerjaan sosial di dalam individu serta metoda pekerjaan sosial di dalam kelompok. Metoda tersebut menggunakan teknik-teknik pendekatan yang difokuskan pada intervensi terhadap individu yang bermasalah, keluarga dan peer group klien. Hal tersebut dimaksudkan agar intervensi praktikan dibantu pengurus panti dan rekan praktikan dapat mengatasi permasalahan yang ada, baik itu pada diri klien.

a.      Metoda Pekerjaan Sosial dengan Individu
              Metoda ini digunakan bertujuan untuk mengembangkan kepribadian pada diri “za” melalui motivasi diri yang dilakukan secara sadar dan melalui relasi individual antara klien dengan keluarga dan peer group-nya. Metode ini diterapkan dengan mengacu kepada asumsi dasar untuk memecahkan masalah klien “za” yaitu: “za” harus mendapatkan dukungan sosial keluarga seperti perhatian dari ayah, ibu dan kakeknya agar dapat kasih sayang penuh untuk mengetahui kondisi klien saat ini dan jika belum diperoleh maka klien mendapatkannya dari peer group-nya, peksos dan warga di lingkungan panti. Jika dukungan sosial yang diberikan kepada klien “za” tidak mengalami hambatan serius, maka sikap klien akan semakin tenang, tidak khawatir, dan dapat menjalani aktivitas-aktivitas di panti dengan lebih semangat dan maksimal.
       Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam metoda pekerjaan sosial dengan individu dan keluarga dalam pelaksanaan intervensi terhadap klien “za” adalah sebagai berikut :
1.    Small Talk, teknik ini digunakan untuk menjalin keakraban antara klien “za” dengan praktikan. Tujuannya untuk mengawali kontak agar tidak terjadi kekakuan dan dengan harapan akan terciptanya hubungan yang akrab dan komunikasi yang baik untuk mempermudah kontak-kontak selanjutnya antara praktikan, klien, anak binaan panti dan lingkungan panti.
2.    Konseling, digunakan untuk meyakinkan klien bahwa semua orang memiliki motivasi, kemampuan, dan keinginan meningkatkan diri dan membiarkan klien memperoleh esensi masalah yang dialaminya yang membimbingnya untuk menentukan langkah-langkah positif untuk dapat memecahkan permasalahan yang dialaminya.
b.      Metoda Pekerjaan Sosial dengan Kelompok
            Pekerjaan sosial dengan kelompok adalah salah satu metoda pokok pekerjaan sosial yang bertujuan memberikan pelayanan kepada klien melalui kelompoknya. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan, mencapai tujuan-tujuan dan memecahkan masalah-masalah.
            Kelompok digunakan sebagai media untuk mengubah atau membantu klien. Kebutuhan “za” akan dukungan sosial yang mempunyai peer group dapat dipenuhi melalui interaksi dalam kelompok dan terdapat kemampuan-kemampuan individu “za” yang dapat dikembangkan melalui kelompok.
            Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam metoda Pekerjaan sosial dengan kelompok dalam pelaksanaan intervensi terhadap klien “za” adalah sebagai berikut :
1)   Latihan dinamika dalam kelompok, dengan mengembangkan permainan-permainan di dalam bekerja dengan kelompok, diharapkan “za” dapat memperoleh dukungan sosial dan kenyamanan ketika berada di dalam peer group-nya. Pekerja sosial yaitu praktikan sebagai fasilitator untuk mempersiapkan dan membimbing interaksi yang terjadi di dalam kelompok
2)   Hipnoterapi, dengan mengurangi dan mengatasi kegelisahan, kekhawatiran dan ketegangan yang dirasakan oleh klien dalam kelompok.
3)   Memberikan penguatan (reinforcement), praktikan dapat membantu klien untuk melakukan suatu perilaku tertentu yang diharapkan. Bentuk penguatan ini berupa penguatan dalam bentuk verbal seperti pujian kepada kelompok yang berhasil melakukan dinamika kelompok dengan baik. Penguatan bentuk lain adalah berupa penolakan atas perilaku rasa malas atau murung yang kadang ditampilkan oleh klien dalam kelompok.
    
4.    Indikator Keberhasilan
                   Indikator keberhasilan yang diharapkan terjadi pada klien ”za” dengan pelaksanaan intervensi:
1)   Klien menghadiri dan mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan di panti baik berupa bimbingan agama, bimbingan etika sosial, bimbingan fisik/olahraga, bimbingan bahasa inggris, dan lain-lain yang telah terjadwal dari hari senin hingga jumat dengan aktif.
2)   Emosional klien lebih tenang ketika dilakukan wawancara.
3)   Klien lebih mencurahkan segala masalah yang dihadapinya dengan salah seorang peer group-nya yang dipercaya daripada menyendiri dan memendam sendiri masalahnya dengan bersikap murung dan gelisah.

F.  Pelaksanaan intervensi
                   Pelaksanaan pemecahan masalah praktikan berpedoman pada rencana intervensi yang telah dirumuskan. Pelaksanaan pemecahan masalah dilakukan melalui metoda casework  dan  groupwork. Proses pemecahan masalah klien yang dilakukan praktikan dapat diuraikan sebagai berikut:
a.         Penjalinan relasi
              Saat praktikan telah ditawarkan  klien oleh pekerja sosial maka penjalinan relasi juga mulai dilaksanakan. Sebagai langkah awal penjalinan relasi praktikan dibantu pekerja sosial sekaligus pembimbing di LKSAAL-IMRAN”. Small talk, teknik ini digunakan untuk menjalin keakraban antara klien “za” dengan praktikan. Hal ini dilakukan dari mulai awal praktikan bertemu sebagai kontak awal pada jam  4:00 wita, hari senin tanggal 9 November 2015 pada saat pelaksanaan dinamika kelompok. Tujuannya untuk mengawali kontak agar tidak terjadi kekakuan dan dengan harapan akan terciptanya hubungan yang akrab, relasi dan komunikasi yang baik untuk mempermudah kontak-kontak selanjutnya antara praktikan, klien, dan lingkungan panti. Praktikan meyakinkan klien untuk menganggap praktikan sebagai teman atau kakak. Mulai saat itu terjadilah kontrak antara klien dan praktikan.
              Pemberian alternatif solusi pemecahan masalah, membantu klien dalam mengatasi permasalahan baik itu menjangkau aksesibilitas lembaga pelayanan kesejahteraan sosial maupun pelayanan secara mandiri oleh klien.
b.         Konseling
              Konseling dilakukan dalam dua sesi yakni: sesi pertama adalah membantu klien dalam memahami perasaan-perasaan yang muncul saat ini seperti perasaan bersalah, marah, dan gelisah terhadap diri, peer group, dan keluarganya serta membantu klien dalam menemukan gambaran yang akurat apa yang terjadi dalam kehidupannya. Praktikan bertujuan juga untuk menenangkan klien dari rasa kesedihan, kerinduan yang mendalam, kecemasan, dan memberikan keberanian agar mampu mengungkapkan dirinya. Hal ini dilakukan tepatnya pada hari jumat tanggal 13 November 2015 pukul 14.30 di dalam ruang serba guna panti. Sesi kedua dilakukan pada hari sabtu tanggal 17 November 2015  pukul 16.00 di depan unit klien. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kesepakatan mengenai tindakan  klien dalam  upaya  memecahkan  masalahnya terutama untuk kebutuhan klien akan dukungan sosial dari keluarganya yang ingin dijenguk dan diperhatikan sehingga klien menunjukkan adanya perubahan perilaku yang lebih aktif dan bersemangat mengikuti kegiatan-kegiatan selama di panti yang dilakukan pada tanggal 21 November 2015.
     Adapun tahapan konseling yang dilakukan oleh praktikan:
a.         Tahapan awal
ü  Pembukaan
Praktikan  mengawali dengan sambutan yang hangat dan  ramah, bahasa tubuh positif dengan sambil berdiri menawarkan kursi kepada klien untuk duduk agar klien merasa diterima dan tenang (rileks)
”Assalamu’alaikum, silahkan duduk dek”. ”Ambil posisi enak saja dek” 
ü  Penyampaian maksud dan tujuan konseling
Praktikan memanggil klien untuk mengikuti konseling setelah mendapat ijin dari pengurus panti.
”Saya memanggil adek untuk mendengarkan keluh kesah, masalah, dan tekanan-tekanan yang sedang adek hadapi atau rasakan dan mencoba menawarkan alternatif solusi yang dianggap cocok untuk membantu mbak mengatasi masalah tersebut”.  
ü  Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya.
Praktikan menawarkan kepada klien untuk menyampaikan dan mengungkapkan apapun masalah atau hal-hal yang ingin diungkapkan.
”Silahkan dek, kalau ada hal atau  masalah yang  sedang  adek hadapi selama di panti yang ingin diceritakan”. ”insyaAllah saya akan merahasiakannya dari teman-teman mbak yang lain”. 
b.         Tahapan Inti
ü  Eksplorasi kondisi konseli
       Praktikan mencoba mengobservasi dan mengeksplorasi kondisi klien pada saat klien mengungkapan permasalahan atau tekanan yang dihadapinya.
Nampak ekspresi klien yang menyiratkan amarah, rasa kesal, dan penyesalan ketika menceritakan pengalaman masa lalunya yang tidak mendapat kasih sayang dari ayahnya, dipaksa menikah pada usia belia, mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya, dan melakukan sensasi dengan menjajakan dirinya agar mendapat perhatian dari keluarganya.
“Saya marah banget kak. Seandainya kedua orangtua saya tidak bercerai nasib saya mungkin tak semalang ini, saya mungkin bisa merasakan kasih saying kedua orangtua’’
ü  Identifikasi masalah dan penyebabnya
Praktikan melakukan pendataan dari fokus masalah dan mencari tahu latar belakang terjadinya masalah klien.
1)        Klien tidak mendapatkan dukungan sosial dari keluarga selama di panti terbukti dengan t idak pernah dijenguk oleh keluarga disetiap jadwal kunjungan di panti.
2)        Klien mengungkapkan merasa rindu dengan ayah dan ibunya.
3)        Klien kadang merasa kesal dengan  kebiasaan  buruk beberapa teman di unitnya yang  kadang  membuat ribut dan mengotori unit setiap kali klien membersihkan.  
ü  Mengembangkan alternatif pemecahan
Praktikan memberikan beberapa alternative pemecahan masalah yang diharapkan klien kelak memilih dan mengimplementasikan.
1)        Klien mencoba mengalihkan rasa rindu dan untuk mendapatkan dukungan sosial yang tidak diperoleh dari keluarga dengan  menjalin interaksi yang baik dan harmonis dengan peer-group selama berada di panti.
2)        Rajin mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di panti agar klien merasa lebih nyaman berada di panti asuhan al-imran.
3)        Mencurahkan setiap persoalan dan rasa marah dengan berbagi cerita dengan teman yang dipercaya dan kepada pekerja sosial yang menangani klien
c.         Tahap Akhir
ü  Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling,
Praktikan bersama klien merumuskan bahwa klien membutuhkan dukungan sosial dari keluarga yang saat ini belum diperolehnya sehingga peer group, pekerja sosial, dan warga di lingkungan klien berada diharapkan dapat memberikan dukungan sosial selama klien berada di panti
ü  Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
 Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ;
1)        Klien nampak sedikit lega dan tenang setelah mencurahkan segala masalah yang dirasakan dan dihadapinya.
2)        Klien berharap sekali ada keluarga yang dapat menjenguk walaupun cuma sekali
3)        Klien mengungkapkan harapan untuk bersatu kembali dengan keluarganya.








BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) merupakan pusat rehabilitasi bagi anak yang berguna untuk melindungi anak dari kemungkinan terjadinya resiko sosial dan subsidi pemenuhan hak dasar untuk meningkatkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi anak yang diasuh melalui pengasuhan oleh keluarga dan melalui pengasuhan alternatif. Dalam melakukan bimbingan  terhadap  anak binaan tidaklah begitu mudah, perlu ada ketelatenan/keterampilan serta pengetahuan agar bisa menghadapi anak-anak binaan.
LKSA “Al-Imran” merupakan salah satu lembaga swasta yang ada di kabupaten gowa dibawah naungan Yayasan Wahyu Mandiri yang bertujuan untuk memenuhi kebuhan sosial sekaligus menjadi tempat rehabilitasi anak yatim piatu/anak terlantar. Dan, disinilah tempat kami melakukan praktikum. Didalam proses praktikum, kami menemukan beberapa masalah yang terdapat dalam panti. Dari berbagai masalah yang kami dapatkan sangatlah beragam, mulai dari sistem administrasi lembaga yang tidak terstruktur dengan baik, pembinaan anak-anak yang tidak maksimal, tidak terperogramnya perencanaan dalam pembinaan anak, kurangnya pendidikan karakter bagi anak, sampai ketua panti yang kurang bersosialisasi/berkomunikasi dengan anak panti sehinga, anak-anak merasa kurang mendapatkan pembinaan yang maksimal. Jadi, wajar saja kalau tata tertib yang sudah dibuat banyak pelanggaran di dalamnya.
Sebagai praktikan, permasalahan yang kami dapatkan sudah menjadi tugas kami untuk menyelesaikannya dengan melakukan beberapa pendekatan. Dalam proses assesment sampai tahap akhir penyelesaian yang kami lakukan, kami melakukan pendekatan dengan metode yang kami dapatkan dari ruang perkuliahan. Dengan melakukan pendekatan perorangan, kami melakukan metode case work, dan kelompok, maka kami lakukan pendekatan group work. Dengan mendapatkan informasi dari hasil wawancara dan bertanya langsung.
B. Saran
Dalam melakukan proses praktikum, mahasiswa diharapkan dapat mentransformasikan ilmu yang didapatkan di ruang perkuliahan dengan teori dan metode yang dimilikinya. Dengan bekal itulah kami melaksanakan praktikum ini dengan terjun langsung di lapangan. Akan tetapi, yang namanya praktikum awal tanpa pengalaman sebelumnya yang berhubungan langsung dengan anak, tentunya kami masih sangat bingun walaupun dibekali pula dengan buku pedoman praktikum yang membuat kami tidak tahu memulainya bagaimana. Saran kami untuk dosem pembimbing dan jurusan bahwa alangkah baiknya jika sebelum terjun langsung ke lapangan harus ada Pembekalan sebagai petunjuk apa yang semestinya harus dilakukan.
Sebelumya, kami mohon maaf jikalau dalam penyusunan laporan ini banyak ditemukan kekurangan. Karena format penyusunan laporan yang baik tidak diberikan kepada mahasiswa praktikum. Laporan ini kami buat hanya sesuai petunjuk dari buku pedoman tanpa diberikan format penyusunan yang jelas. Buku petunjuk praktikum hanya sebatas pedoman tanpa ada penjelasan yang jelas.
Untuk berlangsungnya praktikum selanjutnya, kami sangat megharapkan kepada dosen pembimbing dan jurusan agar persiapan sebelum ke lapangan harus benar-benar matang agar tidak terjadi kesimpangsiuran bagi praktikum.








DAFTAR PUSTAKA
UIN Alauddin Makassar. 2015. Buku Pedoman Praktikum mikro-makro. UIN Alauddin press. Makassar
Budhi Wibhawa, Santoso T. Raharjo dan Meilany Budiarti s. 2010. Dasar-Dasar Pekerjaan Sosial. Widya padjadjaran: Bandung.
Judy Baker and Deborah Hodes, 2007, The Child Mind: A Child Protection Handbook, United State of America: Routledge, hal. 3. 2.
Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2011, Standar Nasional Pengasuhan untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak .
Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1979 pasal 2 ayat 1
Departemen Sosial Republik Indonesia
(Desember 2015)









L
A
M
P
I
R
A
N