Jumat, 01 Januari 2016

Makalah Pengaruh Media Sosial Terhadap Kepribadian Mahasiswa Kesejahteraan Sosial semester V

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEPRIBADIAN MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL SEMESTER V

MAKALAH



Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memenuhi Tugas Matakuliah Teknologi Komunikasi Informasi Jurusan Kesejahteraan Sosial
pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Uin Alauddin Makassar



OLEH:
IRSAN SUANDI
NIM: 50300113005





FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatuh puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
            Dalam penyusunan makalah ini penulis masih mengalami hambatan, antara lain kurangnya pengetahuan dalam penyusunan makalah dan  materi yang disajikan dalam bentuk  makalah ini masih sangat terbatas.
            Dalam penyusunan makalah ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu diantaranya penjaga perpustakaan yang telah mengizinkan penulis mencari referensi dan khususnya juga kepada google/internet.
            Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik ataupun saran yang membangun sangatlah penulis harapkan demi tercapainya makalah yang sistematis kedepannya.
           Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran untuk kita semua. Sekian dan terimakasih, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

                                                                                    Makassar, 4 Januari 2016


                                                                                    Penulis,
                                                                                    Irsan Suandi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.   Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B.   Identifikasi Masalah................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS............................................................................... 3
A.   Tinjauan Tentang Kepribadian.............................................................. 3
B.   Teknologi Informasi Komunikasi.......................................................... 3
C.   Mahasiswa dan Tanggung Jawab Sosial........................................... 4
D.   Kerangka Pikir............................................................................................ 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 8
A.   Jenis dan Lokasi Penelitian.................................................................... 8
B.   Pendekatan Penelitian............................................................................. 9
C.   Sumber Data............................................................................................... 9
D.   Metode Pengumpulan Data.................................................................... 9
E.   Instrumen Penelitian............................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL................................................................ 11
A.   Perkembangan Media Sosial................................................................ 11
B.   Pengaruh Media Sosial Terhadap Kepribadian
Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Semesterv.................................. 13
BAB V PENUTUP................................................................................................ 16
A.   Kesimpulan............................................................................................... 16
B.   Saran.......................................................................................................... 16
KEPUSTAKAAN.................................................................................................. 17



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
            Perkembangan zaman yang begitu pesat mampu meracuni mahasiswa dengan cara memunculkan produk-produk teknologi yang semakin canggih yang membuat kecenderungan pada mahasiswa untuk terus menggunakan hasil racikan teknologi bahkan tak bisa dipungkiri pada masa dewasa ini, mahasiswa bahkan tak pernah lepas dari hasil Teknologi Informasi dan Komunikasi. Ada pula yang mengatakan bahwa Teknologi Komunikasi Informasi tak bisa di pisahkan dari kehidupan mahaiswa dimana ada mahasiswa maka disitu ada produk Teknologi Informasi dan Komunikasi.
            Salah satu bukti keberhasilan Teknologi Informasi Komunikasi dalam meracuni kepribadian mahasiswa dapat kita lihat dengan perbedaan mahasiswa sekarang dan mahasiswa dulu, sebagai contoh dalam penulisan makalah. Mahasiwa sekarang lebih cenderung copy paste dan tidak mau lagi berusah paya untuk mencari referensi buku. Jika di bandingkan dengan mahaiswa dulu lebih menyukai hal-hal sulit yang mempunyai tantangan dan berusaha semampu mungkin untuk mencari referensi buku lalu kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan lalu menjadi sebuah makalah yang utuh.
            Kini media sosial muncul dengan sejuta fitur aplikasi yang ia miliki untuk mempermudah mahasiwa mengakses informasi, baik itu dari dalam maupun luar negeri. Sungguh luar biasa jika kita tidak bisa menyikapi hal tersebut maka kecanduan terhadap media sosial tak bisa kita bendung lagi. Bagaimana kita mampu mengembangkan kepribadian yang ada pada diri jika di suatu sisi media sosial yang mengendalikan kehidupan mahasiswa. Bahkan mahasiwa tak mampu lagi mengembang tugas yang dimiliki sebagai kaum intelektual melainkan sebagai kaum yang terindas oleh media sosial dan menjadi mahasiwa yang konsumtif.
B. Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan pada makalah ini, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut.
1.   Bagaimanakah perkembangan media sosial ?
2.   Adakah pengaruh media sosial terhadap kepribadian mahasiswa   kesejahteraan sosial semester v ?





























BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Tentang Kepribadian
            Istilah Bahasa inggris untuk kepribadian adalah personality, yang berasal dari kata Latin ‘’persona’’ yang artinya adalah topeng. Dulu topeng dipakai dalam teater untuk menunjukkan karakter tokoh yang dimainkan. Kepribadia (personality) adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari-hari. Bukan hanya dikalangan psikologi, tetapi juga oleh aawam (misalnya: kepribadian bangsa, kepribadian luhur, 10 kepribadian orang sukses daln lain-lain). Teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund freud memandang kepribadian terdiri dari tiga komponen, yaitu id (naluri), ego (kesadaran atau ‘’aku’’), dan superego (hati nurani). Interaksi antarketiga komponen itu terwujud dalam perilaku.[1]
B. Teknologi Informasi dan Media Sosial
            Istilah teknologi informasi (information technology ) mulai popular di akhir decade 70-an. Pada masa sebelumnya istilah teknologi informasi dikenal dengan istilah teknologi computer atau pengelolaan data elektronik atau EDP (electronic data processing). Menurut kamus oxford (1995), teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, tetutama computer untuk menyimpang, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.[2]
            Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
            Aditya Firmansyah (2010: 10) mengemukakan bahwa situs jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut.Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna.
C. Mahasiswa dan Tanggung Jawab Sosial
            Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di Perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
            Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan Perguruan Tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
            Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.
            Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang nantinya diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
            Namun jika kita mendefinisikan mahasiswa secara sederhana, maka kita akan menafikan peranannya yang nyata dalam perkembangan arus bangsa. Ketika kita mencoba menyederhanakan peran mahasiswa dengan mengambil definisi ‘setiap orang yang belajar di perguruan tinggi’, definisi itu akan mempersempit makna atau esensi dari mahasiswa itu sendiri.
            Mengingat sejarah panjang mahasiswa dalam peranannya membangun bangsa, seorang Indonesianis, Ben Anderson menyatakan bahwa, “sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya”.
            Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk mendapat gelar sarjana atau diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan mahasiswa. Pertanyaan adalah, apakah cukup dengan bekal ilmu yang dipelajari dari bangku kuliah dan indeks prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak.
            Dunia kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang harus dipertimbangkan, yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin.
Tanggung jawab sosial mahasiswa
            Dasar pikir perguruan tinggi dipandang sebagai institusi independen, merupakan hal yang menguatkan pemahaman kita bahwa didalamnya terisi oleh para intelektual bangsa dan calon-calon pemimpin masa depan yang mempunyai spesifikasi ilmu masing-masing, di STAIN Kediri ada mahasiswa pendidikan Agama islam, Tadris bahasa Inggris, Pendidikan bahasa Arab, Psikologi islam, Komunikasi islam, dan lain sebagainya. Tuntutan atau tanggung jawab ilmu pengetahuan yang didapatkan dari sebuah perguran tinggi membawa kita ke pertarungan sesungguhnya yaitu relaitas dalam bermasrakat nantinya.
            Proses pembelajaran disekolah-sekolah maupun diperguruan tinggi ditujukan untuk membekali diri pelajar untuk dapat menjawab tuntutan yang ada dimasyarakat pada umumnya yakni melalui transformasi keilmuan dapat tercipta pemberdayaan masyarakat, partisipasi aktif dalam proses pembangunan dan peningkatan taraf hidup berbangsa dan bernegara.
            Yang menjadi tugas sahabat-sahabati adalah mengamalkan ilmu yang sahabat-sahabati dapatkan dikampus nantinya untuk kepentingan dalam bermasyarakat. Baik dalam hal ikut andil dalam memberikan tawaran solusi dari sebuah masalah yang dihadapi, peningkatan SDM, ataupun yang lain.
            Sebagai mahasiswa kita mempunyai peran double, pertama sebagai kaum terpelajar yang kedua sebagi anggota dari masyarakat. Oleh karena itu dengan sendirinya tanggung jawabnya juga menjadi lebih besar karena memainkan dua peran sekaligus. Mahasiswa mempunyai kekuatan dalam daya nalar dan keilmuannnya dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Namun, unsur penting dari ilmu dan daya pikir itu adalah entitas nilai moral yang harus dijunjung tinggi. Seperti yang disampaikan oleh KH. Idham Cholid, bahwa ilmu bukan untuk ilmu, tapi ilmu untuk diamalkan.
            Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang tidak sekedar untuk kuliah, mencatat pelajaran, pulang dan tidur. Tapi harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah tempat untuk penggemblengan mahasiswa dalam melakukan kontempelasi dan penggambaran intelektual agar mempunyai idealisme dan komitmen perjuangan sekaligus tuntutan perubahan.
Penggagasan terhadap terminologi perguruan tinggi tidak akan bisa dilepaskan dari suplemen utama, yaitu mahasiswa. Stigma yang muncul dalam diskursus perguruan tinggi selama ini cenderung berpusat pada kehidupan mahasiswa. Hal ini sebagai konsekuensi logis agresitivitas mereka dalam merespon gejala sosial ketimbang kelompok lain dari sebuah sistem civitas akademika.
            Akan tetapi fenomena yang berkembang menunjukkan bahwa derap modernisasi di Indonesia dengan pembangunan sebagai ideologinya telah memenjarakan mahasiswa dalam sekat institusionalisasi, transpolitisasi dan depolitisasi dalam kampus. Keberhasilan upaya dengan dukungan penerapan konsep NKK/BKK itu, pada sisi lain mahasiswa dikungkung dunia isolasi hingga tercerabut dari realitas sosial yang melingkupinya. Akibatnya, mahasiswa mengalami kegamangan atas dirinya maupun peran-peran kemasyrakatan yang semestinya diambil. Mahasiswapun tidak lagi memiliki kesadaran kritis dan bahkan sebaliknya bersikap apolitis.
            Melihat realitas seperti itu maka perlu ditumbuhkan kesadaran kritis mahassiwa dalam merespon gejala sosial yang dihadapinya, karena di samping belum tersentuh kepentingan praktis, mahasiswa lebih relatif tercerahkan (well informed) dan potensi sebagai kelompok dinamis yang diharapkan mampu mempengaruhi atau menjadi penyuluh pada basis mayarakat baik dalam lingkup kecil maupun secara luas. Dengan tataran ideal seperti itu, semestinya mahasiswa dapat mengambil peran kemasyrakatan yang lebih bermakna bagi kehidupan kampus dan mayarakat.
D. Kerangka Berpikir








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
      1. Jenis Penelitian
            Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang melihat objek penelitian sebagai kesatuan yang terintegrasi, yang penelaannya kepada satu kasus dan dilakukan  secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu mengkaji objek yang mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada secara kontekstual melalui pengumpulan data yang diperoleh. Dengan  melihat unsur-unsur sebagai satuan objek kajian yang saling terkait selanjutnya mendeskripsikannya. Alasan menggunakan penelitian kualitatif karena permasalahan masih sangat beragam sehingga untuk mengidentifikasi masalah yang urgen diperlukan pendalaman lebih lanjut.
            Secara alternatif, pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara perimer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivitast (seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangaun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan advokasi/partisipatori (seperti, orientasi politik, isu, kolaboratif atau orientasi perubahan) atau keduanya. Pendekatan ini juga menggunakan strategi penelitian seperti naratif, fenomenologis, etnografis, studi grounded theory, atau studi kasus. Peneliti mengumpulkan data penting secara terbuka terutama dimaksudkan untuk mengembangkan tema-tema dari data.[3]

      2. Lokasi Penelitian
            Adapun lokasi penelitian ini adalah lebih spesifik pada jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
B. Penedekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Sosiologi dan komunikasi, sumber referensi penelitian ini difokuskan pada teori-teori yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Begitu pula dengan objek dan subjek penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi.
C. Sumber Data
1. Data Primer
   Data primer yakni data yang diperoleh di lapangan seperti  informasi yang bersumber dari pengamatan lansung kelokasi penelitian dengan cara observasi dan wawancara dengan mahasiswa  Kesejahteraan Sosial Semester V,UIN Alauddin Makassar.
2. Data Sekunder
            Sedangkan data sekunder berupa dokumenter yang bersumber dari berbagai referensi buku dan referensi online yang penulis peroleh.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi di lakukan bertahap selama proses penelitian.
2. Wawancara
    Menurut Bimo Walingto bahwa pedoman interview adalah suatu alat yang digunakan dalam melakukan wawancara untuk mendapatkan data anak atau orang yang mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to relation).[4]Sedangkan Cholid Nurbuko dan Abu Achmadi mengemukakan bahwa wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan bila mana dua orang atau lebih tertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.[5]
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu langkah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, baik data-data tertulis, gambar, suara maupun gambar dan suara.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain daftar atau pedoman wawancara, rancangan observasi, kamera, buku catatan dan pulpen. Keseluruhan instrumen tersebut digunakan untuk melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara.





BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Perkembangan Media Sosial
            Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
            Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.
            1978 Awal dari penemuan Sistem papan buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik , ataupun mengunggah dan mengunduh Perangkat lunak , semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengaan modem
            1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data - data website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website lain.
            1997 Muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com
            1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun. termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. sehingga bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media sosial.
            2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.
            2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin berkembang.
            2003 Berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang user friendly.
            2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak.
            2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau yang bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.
            2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu maupun kelompok.
            2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama google+, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara umum.
B.  Pengaruh Media Sosial Terhadap Kepribadian Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Semester V
            Dalam era globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dsb. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh vendor smartphone serta tablet murah yang menjamur dan menjadi trend . Hampir semua orang di Indonesia memiliki smartphone , dengan semakin majunya internet dan hadirnya smartphone maka media sosial pun ikut berkembang pesat.
            Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast , maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
            Sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seseorang dalam membuat akun di media sosial. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasa nya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman-temannya. Semakin aktif seorang remaja di media sosial maka mereka semakin dianggap keren dan gaul. Namun kalangan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan jaman, dan kurang bergaul.
            Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya.
            Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan mahasiswa, media sosial seakan sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan mahasiswa antara lain; Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat mahasiswa betah berlama-lama berselancar di dunia maya.
            Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan sendiri dengan mudah.
            Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, maka dapat ditarik beberapa pengaruh media sosial terhadap kepribadian mahasiswa kesejahteraan sosial semester v.
1. Nuhardi (21/Kesejahteraan Sosial Semester V) mengatakan bahwa media       sosial sangat berpengaruh pada kepribadian karena media sosial sudah   membudaya dalam kehidupan ini, dan salah satu factor yang membentuk          kepribadian adalah kebudayaan itu sendiri, ‘’hidupku tergantung pada media     sosial, karena dengan media sosial saya bisa memalsukan identitas dan   mencurahkan segala bentuk keluh-kesah saya yang tidak bisa saya luapkan di   dunia nyata’’ akun media sosial yang saya sukai yaitu Facebook, Instagram, Line
2.   Armanto (23/ Kesejahteraan Sosial Semester V) ’Saya lebih melihat media sosial dari sisi positifnya karena dengan media sosial saya bisa melakukan komunikasi dengan orang yang berada jauh dari saya, bisa menambah teman, bahkan bisa mendapat pacar melalui media sosial’’ akun media sosial yang saya sukai yaitu Facebook dan Blackberry Messenger
3.  Siti Nurmala (20 / Kesejahteraan Sosial Semester V) ‘’menurut saya media social 30% memengaruhi kepribadian saya, akan tetapi saat ini saya menggunakan media social hanya sebatas sarana hiburan saat saya sedang bosan atau bĂȘte dirumah’’











BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan wawancara maka ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan.
1.      Perkembangan media social dikalangan mahasiswa mempunyai banyak manfaat salah satunya dalam membantu mahasiswa mengakses informasi dengan mudah namun disisi lain juga masih mempunyai banyak kekurangan salah satunya berpengaruh negative pada mahasiswa ketika diberikan tugas oleh dosen, karena mahasiswa tidak mau lagi bersusah paya membuat sendiri melainkan tinggal copy paste  karya seseorang.
2.      Media social juga berpengaruh terhadap kepribadian mahasiswa kessos semester v karena dapat menunjang gaya hidup mahasiswa mulai dari cara berpakaian, karena media social juga sudah membudaya di zaman modern ini ditambah lagi bahwa salah satu factor yang membentuk kerpibadian itu sendiri adalah kebudayaan.

B. Saran
Media social/jejaring sosial menawarkan hubungan interaksi maya antara orang perorang, kelompok/group dengan group, mengakses informasi lainnya. Di mana di dalamnya terdapat fitur-fitur penting yang dapat kita ambil manfaatnya, dan ada pula hal-hal yang berbau negatif yang perlu kita hindari. Oleh karena itu, perlu kiranya kita mengenal seluk beluk media sosial itu sendiri dan bagaimana penggunaannya agar bermanfaat bagi kita sendiri.


KEPUSTAKAAN
1.  Referensi Buku
Sarwono, Sarlito W, Pengantar Psikologi Umum. Depok:  PT Raja GrafindoPersada, 2009.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta, 2008.
Prof. Dr. Emzir, M,Pd, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif  Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013.
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1991.
Cholid Nurbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Materi ini disampaikan pada Mapaba ’12 Rayon Al-Khindy pada tanggal October 2012 di DPC PKB Katang Kediri.
Pengurus Cabang PMII Kediri bidang pengembangan sumber daya kader periode 2011-2012.

2.  Referensi Online



            [1] Sarwono, Sarlito W, Pengantar Psikologi Umum. (Depok:  PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 169.
                       
            [2] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 8.


[3] Prof. Dr. Emzir, M,Pd, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif  (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h. 28

[4]Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1991), h. 68
[5]Cholid Nurbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 1999)

2 komentar:


  1. Thanks infonya. Oiya ngomongin media sosial, ternyata ada fakta menarik loh yang jarang terungkap ke permukaan. Katanya, media sosial itu bisa bikin seseorang jadi boros. Selengkapnya bisa temen-temen cek di sini: Media sosial bikin boros

    BalasHapus
  2. terimakasih kakak artikelnya sangat bagus sangat membantu saya dalam belajar perkenalkan nama saya hafizzul akbar dari kampus ISB Atma Luhur

    BalasHapus