PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP
KEPRIBADIAN MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL SEMESTER V
MAKALAH
Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat Memenuhi Tugas Matakuliah Teknologi Komunikasi Informasi
Jurusan Kesejahteraan Sosial
pada Fakultas Dakwah
dan Komunikasi
Uin Alauddin
Makassar
OLEH:
IRSAN
SUANDI
NIM:
50300113005
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN
ALAUDDIN MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatuh puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis masih mengalami hambatan, antara lain kurangnya
pengetahuan dalam penyusunan makalah dan
materi yang disajikan dalam bentuk
makalah ini masih sangat terbatas.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
telah membantu diantaranya penjaga perpustakaan yang telah mengizinkan penulis
mencari referensi dan khususnya juga kepada google/internet.
Makalah
ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik ataupun saran yang
membangun sangatlah penulis harapkan demi tercapainya makalah yang sistematis
kedepannya.
Akhir kata
penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah ini dapat menjadi
bahan pembelajaran untuk kita semua. Sekian dan terimakasih, wassalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar,
4 Januari 2016
Penulis,
Irsan
Suandi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah................................................................................... 2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS............................................................................... 3
A.
Tinjauan Tentang Kepribadian.............................................................. 3
B.
Teknologi Informasi Komunikasi.......................................................... 3
C.
Mahasiswa dan Tanggung Jawab Sosial........................................... 4
D.
Kerangka Pikir............................................................................................ 7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 8
A.
Jenis dan Lokasi Penelitian.................................................................... 8
B.
Pendekatan Penelitian............................................................................. 9
C.
Sumber Data............................................................................................... 9
D.
Metode Pengumpulan Data.................................................................... 9
E.
Instrumen Penelitian............................................................................... 10
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL................................................................ 11
A.
Perkembangan Media Sosial................................................................ 11
B.
Pengaruh Media Sosial Terhadap Kepribadian
Mahasiswa
Kesejahteraan Sosial Semesterv.................................. 13
BAB V
PENUTUP................................................................................................ 16
A.
Kesimpulan............................................................................................... 16
B.
Saran.......................................................................................................... 16
KEPUSTAKAAN.................................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang begitu pesat
mampu meracuni mahasiswa dengan cara memunculkan produk-produk teknologi yang
semakin canggih yang membuat kecenderungan pada mahasiswa untuk terus
menggunakan hasil racikan teknologi bahkan tak bisa dipungkiri pada masa dewasa
ini, mahasiswa bahkan tak pernah lepas dari hasil Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Ada pula yang mengatakan bahwa Teknologi Komunikasi Informasi tak
bisa di pisahkan dari kehidupan mahaiswa dimana ada mahasiswa maka disitu ada
produk Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Salah
satu bukti keberhasilan Teknologi Informasi Komunikasi dalam meracuni kepribadian
mahasiswa dapat kita lihat dengan perbedaan mahasiswa sekarang dan mahasiswa
dulu, sebagai contoh dalam penulisan makalah. Mahasiwa sekarang lebih cenderung
copy paste dan tidak mau lagi berusah paya untuk mencari referensi buku.
Jika di bandingkan dengan mahaiswa dulu lebih menyukai hal-hal sulit yang
mempunyai tantangan dan berusaha semampu mungkin untuk mencari referensi buku
lalu kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan lalu menjadi sebuah makalah
yang utuh.
Kini
media sosial muncul dengan sejuta fitur aplikasi yang ia miliki untuk
mempermudah mahasiwa mengakses informasi, baik itu dari dalam maupun luar
negeri. Sungguh luar biasa jika kita tidak bisa menyikapi hal tersebut maka
kecanduan terhadap media sosial tak bisa kita bendung lagi. Bagaimana kita
mampu mengembangkan kepribadian yang ada pada diri jika di suatu sisi media
sosial yang mengendalikan kehidupan mahasiswa. Bahkan mahasiwa tak mampu lagi
mengembang tugas yang dimiliki sebagai kaum intelektual melainkan sebagai kaum
yang terindas oleh media sosial dan menjadi mahasiwa yang konsumtif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang
penulis kemukakan pada makalah ini, maka identifikasi masalah adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah perkembangan
media sosial ?
2. Adakah pengaruh media
sosial terhadap kepribadian mahasiswa kesejahteraan
sosial semester v ?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Tentang Kepribadian
Istilah
Bahasa inggris untuk kepribadian adalah personality, yang berasal dari
kata Latin ‘’persona’’ yang artinya adalah topeng. Dulu topeng dipakai
dalam teater untuk menunjukkan karakter tokoh yang dimainkan. Kepribadia (personality)
adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun
istilah ini digunakan sehari-hari. Bukan hanya dikalangan psikologi, tetapi
juga oleh aawam (misalnya: kepribadian bangsa, kepribadian luhur, 10
kepribadian orang sukses daln lain-lain). Teori psikoanalisis yang dipelopori
oleh Sigmund freud memandang kepribadian terdiri dari tiga komponen, yaitu id
(naluri), ego (kesadaran atau ‘’aku’’), dan superego (hati
nurani). Interaksi antarketiga komponen itu terwujud dalam perilaku.[1]
B. Teknologi Informasi dan Media
Sosial
Istilah
teknologi informasi (information technology ) mulai popular di akhir
decade 70-an. Pada masa sebelumnya istilah teknologi informasi dikenal dengan
istilah teknologi computer atau pengelolaan data elektronik atau EDP (electronic
data processing). Menurut kamus oxford (1995), teknologi informasi adalah
studi atau penggunaan peralatan elektronika, tetutama computer untuk
menyimpang, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata,
bilangan, dan gambar.[2]
Sosial
media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan
secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa
dibatasi ruang dan waktu.
Aditya Firmansyah (2010: 10) mengemukakan bahwa situs jejaring
sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya
untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang
atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut.Tampilan dasar situs
jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya
terdiri dari identitas diri dan foto pengguna.
C.
Mahasiswa dan Tanggung Jawab Sosial
Mahasiswa
dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang
terdaftar dan belajar di Perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono
(1978) Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk
mengikuti pelajaran di Perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa
merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena
ikatan dengan Perguruan Tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau
cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan
berbagai predikat.
Mahasiswa
menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon
sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu
dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.
Dari
pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang
oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang nantinya
diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
Namun
jika kita mendefinisikan mahasiswa secara sederhana, maka kita akan menafikan
peranannya yang nyata dalam perkembangan arus bangsa. Ketika kita mencoba
menyederhanakan peran mahasiswa dengan mengambil definisi ‘setiap orang yang
belajar di perguruan tinggi’, definisi itu akan mempersempit makna atau esensi
dari mahasiswa itu sendiri.
Mengingat
sejarah panjang mahasiswa dalam peranannya membangun bangsa, seorang
Indonesianis, Ben Anderson menyatakan bahwa, “sejarah Indonesia adalah sejarah
pemudanya”.
Fenomena
mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat
waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk mendapat gelar sarjana atau
diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan
mahasiswa. Pertanyaan adalah, apakah cukup dengan bekal ilmu yang dipelajari
dari bangku kuliah dan indeks prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan
pasca wisuda? Ternyata tidak.
Dunia
kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi
dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang harus dipertimbangkan, yakni
kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan
bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin.
Tanggung jawab sosial mahasiswa
Dasar
pikir perguruan tinggi dipandang sebagai institusi independen, merupakan hal
yang menguatkan pemahaman kita bahwa didalamnya terisi oleh para intelektual
bangsa dan calon-calon pemimpin masa depan yang mempunyai spesifikasi ilmu
masing-masing, di STAIN Kediri ada mahasiswa pendidikan Agama islam, Tadris
bahasa Inggris, Pendidikan bahasa Arab, Psikologi islam, Komunikasi islam, dan
lain sebagainya. Tuntutan atau tanggung jawab ilmu pengetahuan yang didapatkan
dari sebuah perguran tinggi membawa kita ke pertarungan sesungguhnya yaitu
relaitas dalam bermasrakat nantinya.
Proses
pembelajaran disekolah-sekolah maupun diperguruan tinggi ditujukan untuk
membekali diri pelajar untuk dapat menjawab tuntutan yang ada dimasyarakat pada
umumnya yakni melalui transformasi keilmuan dapat tercipta pemberdayaan
masyarakat, partisipasi aktif dalam proses pembangunan dan peningkatan taraf
hidup berbangsa dan bernegara.
Yang
menjadi tugas sahabat-sahabati adalah mengamalkan ilmu yang sahabat-sahabati
dapatkan dikampus nantinya untuk kepentingan dalam bermasyarakat. Baik dalam
hal ikut andil dalam memberikan tawaran solusi dari sebuah masalah yang
dihadapi, peningkatan SDM, ataupun yang lain.
Sebagai
mahasiswa kita mempunyai peran double, pertama sebagai kaum terpelajar yang
kedua sebagi anggota dari masyarakat. Oleh karena itu dengan sendirinya
tanggung jawabnya juga menjadi lebih besar karena memainkan dua peran
sekaligus. Mahasiswa mempunyai kekuatan dalam daya nalar dan keilmuannnya dalam
menyelesaikan permasalahan bangsa. Namun, unsur penting dari ilmu dan daya
pikir itu adalah entitas nilai moral yang harus dijunjung tinggi. Seperti yang
disampaikan oleh KH. Idham Cholid, bahwa ilmu bukan untuk ilmu, tapi ilmu untuk
diamalkan.
Perguruan
tinggi adalah sebuah institusi yang tidak sekedar untuk kuliah, mencatat
pelajaran, pulang dan tidur. Tapi harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah
tempat untuk penggemblengan mahasiswa dalam melakukan kontempelasi dan
penggambaran intelektual agar mempunyai idealisme dan komitmen perjuangan
sekaligus tuntutan perubahan.
Penggagasan terhadap terminologi perguruan
tinggi tidak akan bisa dilepaskan dari suplemen utama, yaitu mahasiswa. Stigma
yang muncul dalam diskursus perguruan tinggi selama ini cenderung berpusat pada
kehidupan mahasiswa. Hal ini sebagai konsekuensi logis agresitivitas mereka
dalam merespon gejala sosial ketimbang kelompok lain dari sebuah sistem civitas
akademika.
Akan
tetapi fenomena yang berkembang menunjukkan bahwa derap modernisasi di
Indonesia dengan pembangunan sebagai ideologinya telah memenjarakan mahasiswa
dalam sekat institusionalisasi, transpolitisasi dan depolitisasi dalam kampus.
Keberhasilan upaya dengan dukungan penerapan konsep NKK/BKK itu, pada sisi lain
mahasiswa dikungkung dunia isolasi hingga tercerabut dari realitas sosial yang
melingkupinya. Akibatnya, mahasiswa mengalami kegamangan atas dirinya maupun
peran-peran kemasyrakatan yang semestinya diambil. Mahasiswapun tidak lagi
memiliki kesadaran kritis dan bahkan sebaliknya bersikap apolitis.
Melihat
realitas seperti itu maka perlu ditumbuhkan kesadaran kritis mahassiwa dalam
merespon gejala sosial yang dihadapinya, karena di samping belum tersentuh
kepentingan praktis, mahasiswa lebih relatif tercerahkan (well informed) dan
potensi sebagai kelompok dinamis yang diharapkan mampu mempengaruhi atau
menjadi penyuluh pada basis mayarakat baik dalam lingkup kecil maupun secara
luas. Dengan tataran ideal seperti itu, semestinya mahasiswa dapat mengambil
peran kemasyrakatan yang lebih bermakna bagi kehidupan kampus dan mayarakat.
D. Kerangka
Berpikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dasar penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian yang melihat objek penelitian sebagai kesatuan
yang terintegrasi, yang penelaannya kepada satu kasus dan dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu mengkaji
objek yang mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada secara kontekstual melalui pengumpulan data yang diperoleh. Dengan melihat unsur-unsur sebagai satuan objek
kajian yang saling terkait selanjutnya mendeskripsikannya. Alasan menggunakan
penelitian kualitatif karena permasalahan masih sangat beragam sehingga untuk
mengidentifikasi masalah yang urgen diperlukan pendalaman lebih lanjut.
Secara alternatif, pendekatan kualitatif merupakan
salah satu pendekatan yang secara perimer menggunakan paradigma pengetahuan
berdasarkan pandangan konstruktivitast (seperti makna jamak dari pengalaman
individual, makna yang secara sosial dan historis dibangaun dengan maksud
mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan advokasi/partisipatori
(seperti, orientasi politik, isu, kolaboratif atau orientasi perubahan) atau
keduanya. Pendekatan ini juga menggunakan strategi penelitian seperti naratif,
fenomenologis, etnografis, studi grounded theory, atau studi kasus.
Peneliti mengumpulkan data penting secara terbuka terutama dimaksudkan untuk
mengembangkan tema-tema dari data.[3]
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi
penelitian ini adalah lebih spesifik pada jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
B. Penedekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan Sosiologi dan komunikasi, sumber referensi penelitian ini
difokuskan pada teori-teori yang
berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Begitu pula dengan objek dan
subjek penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi.
C. Sumber Data
1. Data
Primer
Data
primer yakni data yang diperoleh di lapangan seperti informasi yang bersumber dari pengamatan lansung kelokasi
penelitian dengan cara observasi dan wawancara dengan mahasiswa Kesejahteraan
Sosial Semester V,UIN Alauddin Makassar.
2. Data
Sekunder
Sedangkan data
sekunder berupa dokumenter yang bersumber dari berbagai referensi buku dan
referensi online yang penulis peroleh.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi di lakukan bertahap selama
proses penelitian.
2. Wawancara
Menurut
Bimo Walingto bahwa pedoman interview adalah suatu alat yang digunakan dalam
melakukan wawancara untuk mendapatkan data anak atau orang yang mengadakan
hubungan secara langsung dengan informan (face to relation).[4]Sedangkan Cholid
Nurbuko dan Abu Achmadi mengemukakan bahwa wawancara adalah proses Tanya jawab
dalam penelitian yang berlangsung secara lisan bila mana dua orang atau lebih
tertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.[5]
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu langkah
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, baik data-data tertulis, gambar, suara maupun
gambar dan suara.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini antara lain daftar atau pedoman wawancara, rancangan observasi,
kamera, buku catatan dan pulpen. Keseluruhan instrumen tersebut digunakan untuk
melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Perkembangan
Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media
online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis
internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.
1978 Awal dari penemuan Sistem papan
buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan
surat elektronik , ataupun mengunggah dan mengunduh Perangkat lunak , semua ini
dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengaan modem
1995 Kelahiran dari situs GeoCities,
situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data - data
website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan
kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website
lain.
1997 Muncul situs jejaring sosial
pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs
Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com
di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding
Classmates.com
1999 Muncul situs untuk membuat blog
pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat
halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal
tentang apapun. termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah.
sehingga bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media
sosial.
2002 Berdirinya Friendster, situs
jejaring sosial yang pada saat itu menjadi booming, dan keberadaan sebuah media
sosial menjadi fenomenal.
2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya
berguna untuk bersosial, LinkedIn juga berguna untuk mencari pekerjaan,
sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin berkembang.
2003 Berdirinya MySpace, MySpace
menawarkan kemudahan dalam menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs
jejaring sosial yang user friendly.
2004 Lahirnya Facebook, situs
jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini, merupakan salah satu
situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak.
2006 Lahirnya Twitter, situs
jejaring sosial yang berbeda dengan yang lainnya, karena pengguna dari Twitter
hanya bisa mengupdate status atau yang bernama Tweet ini yang hanya di batasi
140 karakter.
2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring
social pertama sekali diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22
April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online
organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik
dilakukan individu maupun kelompok.
2011 Lahirnya Google+, google
meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama google+, namun pada awal
peluncuran. google+ hanya sebatas pada orang yang telah di invite oleh google.
Setelah itu google+ di luncurkan secara umum.
B. Pengaruh Media Sosial
Terhadap Kepribadian Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Semester V
Dalam era
globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya
internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan
sosialisasi, pendidikan, bisnis, dsb. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh
vendor smartphone serta tablet murah yang menjamur dan menjadi trend . Hampir
semua orang di Indonesia memiliki smartphone , dengan semakin majunya internet
dan hadirnya smartphone maka media sosial pun ikut berkembang pesat.
Media sosial
merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung
dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi
informasi dan berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan
media broadcast , maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak
siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara
terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan
tak terbatas.
Sangat mudah dan
tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seseorang dalam membuat akun di media
sosial. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasa nya memposting
tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama
teman-temannya. Semakin aktif seorang remaja di media sosial maka mereka
semakin dianggap keren dan gaul. Namun kalangan remaja yang tidak mempunyai
media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan jaman, dan kurang bergaul.
Media sosial
menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada
batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun
mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh
yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi
besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya.
Bagi masyarakat
Indonesia khususnya kalangan mahasiswa, media sosial seakan sudah menjadi
candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak
lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh
kalangan mahasiswa antara lain; Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram,
Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger. Masing-masing media sosial
tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial
yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang
membuat mahasiswa betah berlama-lama berselancar di dunia maya.
Pesatnya
perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki
media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio, atau koran
dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya
dengan media sosial. Para pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan
jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan sendiri dengan
mudah.
Berdasarkan hasil
wawancara yang penulis lakukan, maka dapat ditarik beberapa pengaruh media
sosial terhadap kepribadian mahasiswa kesejahteraan sosial semester v.
1. Nuhardi (21/Kesejahteraan Sosial Semester V)
mengatakan bahwa media sosial sangat
berpengaruh pada kepribadian karena media sosial sudah membudaya dalam kehidupan ini, dan salah satu factor yang membentuk
kepribadian adalah kebudayaan itu
sendiri, ‘’hidupku
tergantung pada media sosial, karena
dengan media sosial saya bisa memalsukan identitas dan mencurahkan segala bentuk keluh-kesah saya yang tidak bisa saya
luapkan di dunia nyata’’ akun media
sosial yang saya sukai yaitu Facebook, Instagram, Line
2. Armanto (23/ Kesejahteraan Sosial Semester V) ‘’Saya
lebih melihat media sosial dari sisi positifnya karena dengan media sosial saya
bisa melakukan komunikasi dengan orang yang berada jauh dari saya, bisa
menambah teman, bahkan bisa mendapat pacar melalui media sosial’’ akun media
sosial yang saya sukai yaitu Facebook dan Blackberry Messenger
3. Siti
Nurmala
(20 / Kesejahteraan Sosial Semester V) ‘’menurut saya media social 30%
memengaruhi kepribadian saya, akan tetapi saat ini saya menggunakan media
social hanya sebatas sarana hiburan saat saya sedang bosan atau bĂȘte dirumah’’
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan
wawancara maka ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan.
1.
Perkembangan media social dikalangan mahasiswa
mempunyai banyak manfaat salah satunya dalam membantu mahasiswa mengakses
informasi dengan mudah namun disisi lain juga masih mempunyai banyak kekurangan
salah satunya berpengaruh negative pada mahasiswa ketika diberikan tugas oleh
dosen, karena mahasiswa tidak mau lagi bersusah paya membuat sendiri melainkan
tinggal copy paste karya
seseorang.
2.
Media social juga berpengaruh terhadap kepribadian
mahasiswa kessos semester v karena dapat menunjang gaya hidup mahasiswa mulai
dari cara berpakaian, karena media social juga sudah membudaya di zaman modern
ini ditambah lagi bahwa salah satu factor yang membentuk kerpibadian itu
sendiri adalah kebudayaan.
B. Saran
Media social/jejaring
sosial menawarkan hubungan interaksi maya antara orang perorang, kelompok/group
dengan group, mengakses informasi lainnya. Di mana di dalamnya terdapat
fitur-fitur penting yang dapat kita ambil manfaatnya, dan ada pula hal-hal yang
berbau negatif yang perlu kita hindari. Oleh karena itu, perlu kiranya kita
mengenal seluk beluk media sosial itu sendiri dan bagaimana penggunaannya agar
bermanfaat bagi kita sendiri.
KEPUSTAKAAN
1. Referensi Buku
Sarwono,
Sarlito W, Pengantar Psikologi Umum. Depok: PT Raja GrafindoPersada, 2009.
Munir,
Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta, 2008.
Prof. Dr. Emzir, M,Pd, Metodologi
Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013.
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan
di Sekolah, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1991.
Cholid Nurbuko dan Abu Achmadi, Metodologi
Penelitian, Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Materi ini disampaikan pada Mapaba ’12 Rayon
Al-Khindy pada tanggal October 2012 di DPC PKB Katang Kediri.
Pengurus Cabang PMII Kediri bidang pengembangan
sumber daya kader periode 2011-2012.
2. Referensi Online
Http://rayonalkindy.blogspot.co.id/2012/12/mahasiswa-dan-tanggung- jawab-sosial.html (Desember 2015).
BalasHapusThanks infonya. Oiya ngomongin media sosial, ternyata ada fakta menarik loh yang jarang terungkap ke permukaan. Katanya, media sosial itu bisa bikin seseorang jadi boros. Selengkapnya bisa temen-temen cek di sini: Media sosial bikin boros
terimakasih kakak artikelnya sangat bagus sangat membantu saya dalam belajar perkenalkan nama saya hafizzul akbar dari kampus ISB Atma Luhur
BalasHapus